Minggu, 12 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI DASAR
“EMPEDU”

logo UIN.jpeg

Disusun oleh:
Nama       : ASRUL
Nim         : 60700112042
Kelompok: IV (Empat)
Jurusan    : ILMU PETERNAKAN
Asisten    : Nurwahidah. J

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air (Hardjasasmita, 1992).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampu r dengan  makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Arjuna, 2008).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak   menghasilkan   senyawa   kompleks  yang  lebih  mudah  larut  dan  mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Arjuna, 2008).
Oleh karena itu, dilakukan percobaan empedu dengan beberapa test yang diujikan yaitu Gmellin’s test, Roesenbach modification Gmellin’s test dan Smith test.
B.       Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membuktikan adanya pigmen-pigmen dalam empedu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati,  akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Panil, 2004).
Kandungan  empedu  merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim, 2012).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).
Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Anonim, 2012).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).
Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya dan empedu memegang peranan penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan lainnya, antara lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah hasil pemecahan pigmen sel darah merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass dari feses atau tinja (Kimball, 1983).
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Hardjasasmita, 1992).
Asam-asam empedu membantu emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu proses yang memudahkan pencernaan enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-asam deoksikolat dan litokolat adalah asam-asam empedu sekunder yang disintesis dalam usus lewat kerjanya enzim-enzim bakteri pada asam-asam empedu primer. Hanya sebagian asam-asam empedu primer yang terdapat dalam usus diubah menjadi asam empedu sekunder (Hardjasasmita, 1992).
Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah: kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga, kelenjar sublingualis yang terletak di bawah rahang atas, kelenjar sub mandibularis yang terletak di bawah lidah. Di dalam cairan ludah mengandung sebanyak 90% air dan sisanya terdiri atas garam-garam bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri) dan amilase (ptialin). Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air ludah. Cairan ludah berfungsi untuk memudahkan dalam menelan makanan karena makanan tercampur dengan lendir dan air, melindungi rongga mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa, serta membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7) (Poedjadi, 2009).
Saliva mempunyai pH antar 5,75 sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva sedikit dibawah 7. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari kelenjar saliva adalah pikiran tentang makanan yang disukai, adanya bau makanan yang sedap atau melihat makanan yang diharapkan sehingga menimbulkan selera. Rangsangan demikian disebut rangsangan reflex. Rangsangan keluarnya saliva karena adanya makanan dalam mulut disebut rangsangan mekanik, sedangkan rasa makanan yang lezat atau manis dapat menimbulkan rangsangan yang disebut rangsangan kimiawi (Poedjadi, 2009).
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Kimball, 1983).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2012).



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan  tempat  dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/ Tanggal           : Senin / 09 Desember 2013
Pukul                       : 08.00 – 11.30 WITA
Tempat                   : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi   Universitas   Islam   Negeri   Alauddin Makassar.
B.       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah  cawan petri 1 buah, kertas saring 1 buah, pipet skala 1 buah, pipet tetes 1 buah, rak tabung 1 buah dan tabung reaksi 3 buah.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, alkohol 0,5 %,  asam  nitrat  pekat,  empedu  yang  belum  diencerkan dan empedu yang sudah diencerkan.





C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Gmellin’s Test
a.    Menyediakan 1 buah tabung reaksi.
b.    Mengambil larutan asam nitrat pekat tiga tetes dan memasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah disediakan, kemudian menambahkan 2 ml empedu yang belum diencerkan.
c.    Mengamati perubahan warna terjadi.
d.   Mengulangi percobaan yang diatas dengan menggunakan empedu yang sudah diencerkan.
2.    Roesenbach Modification Gmellin’s Test
a.    Mengambil sepotong kertas saring dan membasahi dengan aquadest.
b.    Menetesi dengan empedu sebanyak 2 tetes diatas kertas saring yang telah dibasahi.
c.    Manambahkan lagi dengan 2 tetes asam nitrat pekat.
d.   Mengamati perubahan warna yang terjadi.
3.    Smith Test
a.    Menyediakan satu tabung reaksi.
b.    Memipet 2 ml larutan empedu yang sudah diencerkan kemudian memasukkan kedalam tabung reaksi yang telah disediakan.
c.    Menambahkan alkohol 0,5 % tiga tetes.
d.   Memperhatikan warna cincin yang terbentuk pada pada larutan tersebut.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Hasil Pengamatan
Keterangan
1
Gmellin’s Test
a.    Asam nitrat pekat 3 tetes + empedu 2 ml yang belum diencerkan.
Sebelum pencampuran
 







Sesudah pencampuran
 







b.    Asam nitrat pekat 3 tetes + empedu 2 ml yang sudah diencerkan
Sesudah pencampuran
 








a.    Asam nitrat pekat 3 tetes + empedu 2 ml yang belum diencerkan.
Sebelum pencampuran
Berwarna hijau tua dan bening.





Sesudah pencampuran
Berwarna hijau tua dan bening terdapat cincin berwarna coklat.




b.    Asam nitrat pekat 3 tetes + empedu 2 ml yang sudah diencerkan
Sesudah pencampuran
Berwarna coklat muda dan bening





2
Roesenbach modification Gmellin’s Test
Sebelum Pencampuran

 








Sesudah pencampuran

 


  






Sebelum Pencampuran
Berwarna hijau tua








Sesudah Pencampuran
Berwarna hijau tua dan ungu








3
Smith Test
Sebelum pencampuran
 







Sesudah pencampuran
 









Sebelum Pencampuran
Berwarna hijau






Sesudah Pencampuran
Berwarna hijau dan terdapat cincin yang berwarna hijau tua.

Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013.


B.       Pembahasan
Pada gmellin’s test hasil percobaan yang kami peroleh yaitu pada larutan asam nitrat pekat tiga tetes ditambah empedu 2 ml yang belum diencerkan menghasilkan warna hijau tua dan bening terdapat cincin berwarna coklat. Sedangkan pada larutan asam nitrat pekat tiga tetes ditambah empedu 2 ml yang sudah diencerkan menghasilkan warna coklat muda dan bening. Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011) menyatakan bahwa uji gmellin’s test akan memberikan nilai positif apabila membentuk warna kuning, merah, hijau, violet dan biru
Pada roesenbach modification gmellin’s test hasil percobaan yang kami peroleh yaitu pada kertas saring yang sudah dibasahi dengan aquadest kemudian ditetesi dengan empedu diatas kertas saring dan ditetesi lagi larutan asam nitrat pekat 1-2 tetes maka warna yang dihasilkan adalah warna hijau tua dan ungu. Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011) menyatakan bahwa uji ini pada penyaringan berfungsi untuk mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena kandungan empedu yang diperoleh larutan berwarna ungu.
Pada percobaan smith test hasil yang kami dapatkan yaitu pada larutan empedu yang sudah di encerkan yang ditambahkan dengan alkohol 0,5 % tiga tetes maka yang dihasilkan adalah warna hijau dan terdapat cincin berwarna hijau tua. Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011), menyatakan bahwa cairan empedu encer ditambahkan dengan larutan alcohol 0.5% melalui dinding tabung, sehingga diperoleh cincin hijau yang merupakan cairan dari empedu.



BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu pada percobaan ini diketahui empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin, kedua zat warna ini merupakan pigmen empedu yang terbentuk dari eritrosit yang sudah tua menjadi rapuh sehingga pecah dan hemoglobinnya lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah menjadi heme dan globin. Cincin hemoglobin dibuka untuk membentuk  besi  bebas  yang  kemudian  dibawah  tranfelin dari rantai lurus dari empat pirol yang kemudian dibentuk menjadi pigmen empedu.
B.       Saran
Adapun saran kami dalam praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan harus bekerja semua membantu dalam percobaan supaya praktikum tidak memakan waktu terlalu banyak, seharusnya juga menggunakan empedu yang lain seperti itik, ikan dan sebagainya supaya dapat dibandingkan. Dalam praktikum sebaiknya semua percobaan harus dilakukan juga semua praktikan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Biologi Hati dan Kandungan Empedu. http://medicastore.com. Diakses pada 01 Februari 2013.

Anonim.2012. Kandung Empedu. http://www.fk.undip.ac.id. Diakses pada 01 Februari 2013.

Arjuna. 2008. Tentang Batu Empedu. http://tentang-batu-empedu-wikipedia.com.html. Diakses tanggal 10 Februari 2013

Erika Kusmawati. 2011. Empedu. http://themaczmanchemistry.blogspot.com. Diakses tanggal 10 Februari 2013

Hardjasasmita Pantjita. 1992. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Kimball John. W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Poedjiadi  Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Tim Dosen. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. UIN: Makassar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar