Rabu, 18 Desember 2013

Laporan karbohidrat Asrul

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI DASAR
“KARBOHIDRAT”

logo UIN.jpeg

Disusun oleh:
Nama       : ASRUL
Nim         : 60700112042
Kelompok: IV (Empat)
Jurusan    : ILMU PETERNAKAN
Asisten    : AHMAD MIQDAD NAFI

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013




LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Nutrisi Dasar, yang berjudul “Percobaan Karbohidrat” disusun oleh:
Nama              : Asrul
Nim                : 60700112042
Kelompok       : IV (Empat)
Jurusan           : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                           Samata-Gowa,       November 2013
Koordinator Asisten                                                                     Asisten


(     Nurwahidah. J     )                                                    (  Ahmad Miqdad Nafi  )
  NIM : 60700110025                                                      NIM : 60700111006                                                                                           

                                           Mengetahui
                        Tanggal Pengesahan :




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber  energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. 
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu  membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat, berdasarkan massa, merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalam ilmu gizi. Lebih lazimnya dikenal sebagai gula (Fessenden, 1990).
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi (Anonim, 2013).
B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1.    Untuk mengetahui pengaruh asam kuat terhadap karbohidrat yang diberi larutan alfa naftol dalam alkohol 95 %.
2.    Untuk mengetahui adanya sifat mereduksi dari karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton dalam larutan alkalis dan asam lemah terhadap Cu.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik, dan ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan paling banyak mengandung karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu karbohidrat selulosa. Karbohidrat juga merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang berenergi lebih tinggi dari biomolekul lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan energi (Hawab, HM, 2004).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida (Fessenden, 1990).



Menurut Fessenden (1990), Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
     Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
     Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden, 1990).
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti: ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sumardjo Damin, 2006). 
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya (Anonim, 2013).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural, sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton, 1980).
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas, alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupriCu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah. Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula (Clark, 1964).
Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan adalah resosinol dan asam hidrocloric (Anonim, 2013).
Kadar gula penyusun madu menurut SII selama ini ditentukan berdasarkan total gula pereduksi sehingga belum bisa diketahui kadar masing- masing gula penyusun madu tersebut. Madu mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dan fruktosa dengam metode KCKT terhadap dua jenis madu dari jenis bunga yang berbeda. Kondisi operasional KCKT diatur pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1 mL/menit, menggunakan kolom metacarb 87C dan eluen air deionisasi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan detektor indeks bias, dimana glukosa dan fruktosa dipisahkan pada waktu retensi masing-masing sekitar 6 dan 7 menit. Prosedur tersebut digunakan untuk penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada sampel madu yaitu madu randu dan madu kelengkeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa pada madu randu adalah sebesar 27,13 % dan pada madu kelengkeng sebesar 28,09 %. Kadar fruktosa pada madu randu sebesar 40,99 % dan pada madu kelengkeng sebesar 40,03 %. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing sampel yang diteliti memiliki kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu madu nasional dimana kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total adalah minimal 60%. Kadar gula pereduksi total pada madu randu adalah sebesar 68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar 68,12% (Ratnayani, 2008).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi gelatin terhadap tekstur permen jelly rumput laut dan mengetahui pengaruh perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa) terhadap mutu organoleptik, sifat fisik dan kimia permen jelly rumput laut (Eucheuma cottonii). Perlakuan gelatin yang digunakan 5%, 7,5% ,10% dan control (0%)  kemudian dilakukan uji organoleptik, tekstur, warna dan penampakan produk keseluruhan. Sedangkan untuk perlakuan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa) dengan total pemanis 16% pada setiap perlakuan adalah penambahan sukrosa (A1), penambahan sirup glukosa dan sukrosa (A2), penambahan HFS dan sirup glukosa (A3), penambahan HFS dan sukrosa (A4), penambahan sirup glukosa, HFS dan sukrosa (A5). Hasil yang didapat bahwa konsentrasi gelatin 0% pada permen jelly paling disukai oleh konsumen. Sedangkan mutu permen jelly rumput laut yang tebaik dengan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) terdapat pada perlakuan penambahan perbandingan pemanis sirup glukosa dan sukrosa yang memiliki kandungan kadar air 19,165%, kadar abu 0,305%, kadar lemak 1,16%, karbohidrat 76,31%, protein 2,625%, kadar serat kasar 3,806%, total gula 35,915%, pH 5,1 serta total kapang dan khamir 0,5x101 koloni/g (Waryat, 2006).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar gula dan vitamin C serta berapa hari penyimpanan sebaiknya dilakukan. Percobaan meliputi 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah penyimpanan yaitu 0 hari ( kontrol ), 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Parameter yang diamati adalah kadar gula, kadar vitamin C dan susut berat buah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila ada beda nyata dipaki uji lanjut Duncan pada taraf significan 5 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa kadar gula buah Jeruk Siam pada penyimapanan 5 dan 10 hari mengalami kenaikan dibanding kontrol. Pada penyimapanan 15 hari kadar gula mulai menurun dibandingkan penyimpanan 5 dan 10 hari namun sama dengan kadar gula kontrol. Kadar vitamin C pada penyimapanan 5 hari tidak mengalami perubahan dibandingkan kontrol namun mulai terjadi penurunan pada penyimpanan 10 dan 15 hari (Helmiyesi, 2008).
karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Fessenden, 1990).
C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa turunan karbohidrat yang penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa. Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa (Hawab, HM, 2004).



BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/Tanggal          : Sabtu, 23 November 2013
Pukul                      : 10.00-12.00  WITA
Tempat                   : Laboratorium Ilmu Peternakan, Universitas Islam Neger (UIN) Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B.       Alat Dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bunsen, gegep, korek api, pipet, rak tabung dan tabung reaksi.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah felin A dan B, glukosa, H2SO4, minyak bimoli, minyak kelapa, minyak zaitun, pati 5 %, reagens benedict dan reagens molisch.
C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Percobaan test Molisch
a.       Menyiapkan 5 tabung dan bahan-bahan yang lainnya.
b.      Setiap tabung diisi setiap semua bahan seperti minyak, pati dan glukosa.
c.       Kemudian berikan setiap tabung 3 tetes cairan melisch dan mengamati perubahan yang terjadi.
d.      Mencuci bersih semua alat dan ulang kembali prosedur a dan b.
e.       Mencampurkan/meneteskan H2SO4 ke dalam semua tabung sebanyak 3 tetes dan mengamati perubahannya.
2.    Percobaan test Fehling
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Memeasukkan 2 ml larutan fehling A dan B ke dalam masing-masing 5 tabung reaksi.
c.       Memasukkan 2 ml larutan pati 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
d.      Memasukkan 2 ml larutan glukosa 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
e.       Memasukkan 2 ml larutan minyak zaitu 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
f.       Memasukkan 2 ml larutan minyak kelapa 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
g.      Memasukkan 2 ml larutan minyak bimoli 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
h.      Memanaskan masing-masing tabung reaksi menggunakan penjepit diatas pembakar bunsen selama 2 menit.
3.    Percobaan test Benedict
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Setiap tabung diberi 4 ml larutan reagens benedict ke dalam tabung reaksi.
c.       Tabung reaksi tersebut. Untuk tabung minyak diisi 6 tetes setiap tabungnya, kecuali tabung pati dan glukosa jumlahnya berbeda.
d.      Dilakukan pembakaran.
e.       Mengamati perubahannya
4.    Perconaan test Hidrolisa Karbohidrat
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Mengambil larutan pati 5 % sebanyak 3 ml.
c.       Menambahkan 5 tetes larutan H2SO4 pekat.
d.      Mencampurkan ke-2 larutan ke dalam 1 tabung reaksi.
e.       Memanaskan larutan diatas pembakar bunsen selama ± 10 menit.
f.       Mengamati perubahan larutan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai beriukut:
1.    Percobaan molisch
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
molisch + pati
Cincin coklat muda menggumpal di atas dan di bawah larutan berwarna bening
2
H2SO4 + pati
Cincin coklat di atas, di tengah berwarna hitam dan di bawah berwarna merah maron
3
molisch + glukosa
Terdapat bintik coklat di bagian cincin, larutan berwarna coklat muda dan terdapat lagi bintik coklat di bawah larutan
4
H2SO4 + glukosa
Larutannya berwarna hitam pekat
5
molisch + minyak bimoli
Cincin berwarna kuning tua dan larutannya berwarna kuning muda
6
H2SO4 + minyak bimoli
cincin hitam di atas, di bawahnya berwarna coklat muda, di bawahnya lagi berwarna hitam dan yang paling bawah berwarna bening keruh
7
molisch + minyak kelapa
Larutan berwarna coklat dan terdapat gelembung di bagian bawah
8
H2SO4 + minyak kelapa
Cincin berwarna hitam, di bawahnya berwarna coklat muda, di bawahnya lagi berwarna hitam pekat dan yang paling bawah berwarna kuning keruh
9
molisch + minyak zaitun
Larutan berwarna coklat dan terdapat gelembung kecil di bawah larutan
10
H2SO4 + minyak zaitun
Larutan berwarna merah tua di atas, di bawah berwarna orange dan terdapat gelembung kecil di atas larutan
Sumber : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
      Negeri Alauddin Makassar.

2.     Percobaan fehling
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
fehling + pati 5% sebelum dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan terdapat cincin berwarna putih
2
fehling + pati 5% setelah dipanaskan
Larutannya bening
3
fehling + glukosa 2% sebelum dipanaskan
Larutannya berwarna biru
4
fehling + glukosa 2% setelah dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan terdapat endapan di bawah larutan
5
fehling + minyak bimoli sebelum dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan cincinnya berwarna kuning
6
fehling + minyak bimoli setelah dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan terdapat gumpalan gelembung berwarna kuning di atas larutan
7
fehling + minyak kelapa sebelum dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan cincinnya berwarna kuning
8
fehling + minyak kelapa setelah dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan terdapat gelembung berwarna kuning di atas larutan
9
fehling + minyak zaitun sebelum dipanaskan
Larutannya berwarna biru dan cincinnya berwarna bening
10
fehling + minyak zaitun setelah dipanaskan
Larutannya berwarna biru, cincinnya berwarna bening dan terdapat endapan di bawah larutan
      Sumber : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
       Negeri Alauddin Makassar.

3.    Percobaan benedich
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
benedict + pati 5% sebelum dipanaskan
Cincin biru di atas, di bawahnya berwarna putih dan warna biru di bawah larutan
2
benedict + pati 5% setelah dipanaskan
Cincin kuning di atas, terdapat cairan orange di bawah cincin dan di bawahnya berwarna coklat
3
benedict + glukosa 2% sebelum dipanaskan
Cincin biru di atas, di bawahnya berwarna putih dan warna biru di bawah larutan
4
benedict + glukosa 2% setelah dipanaskan
Cincin berwarna coklat, terdapat cairan kuning di bawah cincin dan di bagian bawah berwarna merah bata
5
benedict + minyak bimoli sebelum dipanaskan
Cincin biru di atas dan di bawah berwarna kuning
6
benedict + minyak bimoli setelah dipanaskan
Cincin biru tua pekat di atas, di bawah berwarna kuning bening dan di bawah sekali berwarna biru tua
7
benedict + minyak kelapa sebelum dipanaskan
Cincin biru di atas dan kuning di bawah
8
benedict + minyak kelapa setelah dipanaskan
Cincin biru tua pekat di atas, terdapat cairan bening bergelembung dan di bawah larutan berwarna biru tua
9
benedict + minyak zaitun sebelum dipanaskan
Cincin biru di atas dan kuning di bawah
10
benedict + minyak zaitun setelah dipanaskan
Cincin biru tua pekat di atas, terdapat cairan kuning bening di bawah cincin dan di bawah larutan berwarna biru tua
      Sumber : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
       Negeri Alauddin Makassar.



4.    Percobaan hidrolisa pati
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
pati 1%
Berwarna keruh
2
pati 1% + H2SO4
Cincin keruh di atas dan cincin bening di bawah
3
setelah dipanaskan
Berwarna bening
      Sumber : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
       Negeri Alauddin Makassar.

B.       Pembahasan
1.    Percobaan molish
Pengujian test molisch menggunakan 2 larutan yaitu ciran molisch dan H2SO4, dan 5 bahan yang diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun, glukosa, minyak bimoli dan pati. Pada pengujian ini menggunakan alat berupa tabung reaksi yang diisi masing-masing cairan yang berbeda dengan mencampurkannya. Dalam 5 tabung reaksi diisi 5 cairan yang berbeda dan masing-masing cairan ditambah 3 tetes larutan molisch dan kemudian diulang kembali pengujian dengan menggunakan cairan yang sama tetapi yang ditambahkan bukan lagi larutan molisch tapi larutan H2SO4 maka hasil yang didapat dalam pengujian ini yaitu seperti yang tertera pada tabel pengamatan.
Menurut Anonim (2013), yang menyatakan bahwa Dalam pengujian pengaruh asam pada uji molisch pada glukosa terbentuk cincin ungu, pada selulosa terbentuk cincin ungu tapi tidak jelas, sedangkan pada pati cincin ungu terlihat jelas dan pada fulfular terbentuk cincin ungu yang jelas. Cincin ungu terbentuk akibat glukosa yang terhidrasi menjadi fulfular dan bereaksi dengan molisch dan H2SO4. Fulfular padat paling cepat membentuk cincin ungu karena tidak perlu melalui hidrolisis
Pada pengujian ini tidak sesuai dengan literatur dari segi warna yang dihasilkan.
2.    Percobaan Fehling
Pengujian test fehling menggunakan 5 larutan diantaranya pati, glukosa, minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak bimoli dengan menggunakan 5 tabung reaksi pula. Pada pengujian ini yang diamati sebelum dipanaskan dan sesudah dipanankan, pengujian sebelum dipanaskan tabung reaksi diisi cairan yaitu 1 tabung reaksi 1 cairan dan begitu seterusnya. Hasil yang didapat pada saat sebelum dipanaskan putih, kuning dan biru intuk semua cairan, dan yang sesudah dipanaskan hasilnya ialah hampir sama tetapi yang sudah dipanskan terdapat endapan dan gelembung untuk semua cairan/tabung reaksi.
Menurut  Anonim (2013), mengatakan bahwa Uji molisch adalah suatu uji untuk menentukan ada tidaknyakarbohidrat, tes ini bias dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi positif akan memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk fulfural dan turunanya yang kemudian diperkirakan dapat untuk membentukproduk yang bewarna, pada produk amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah karbohidrat yang ditandai dengan adanya cincin yang bewarna ungu.
Ternyata setelah dibandingkan literatur dengan pengujian di laboratorium hasilnya tidak sama karna literatur warnanya ungu sedangkan pada saat praktek putih, biru dan kuning.
3.    Percobaan Medict
Pengujian tes medict menggunakan 5 cairan diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun, minyak bimoli, pati dan glukosa masing-masing ditambahkan dengan larutan benedict dan menggunakan 5 tabung raksi. Pada pengujian ini menggunakan 2 tahap pengamatan yaitu sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan. Pengujian ini semua cairan ditambah larutan benedict, kemudian diamati sebelum dipanskan dan hasilnya warna cairan biru dan cincinnya rata-rata berwarna kuning dibawah biru diatas, dan setelah dipanaskan hasilnya warna cokla merah bata dan biru tua dan cincinnya berwarna kuning, coklat dan biru tua.
Menurut Anonim (2013), mengatakan bahwa Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A ditambah Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). Sedangkan pada sampel amilum dan selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A ditambah Fehling B) dan kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru dengan sedikit endapan merah bata. 
Pada perbandingan literature dengan pengamatan di laboratorium ternyata tidak sesuai karna dari segi warna dan ada tidaknya endapan yang terdapat pada tabung reaksi tersebut.
4.    Percobaan Hidrolisa Karbohidrat
Pada pengujian test hidrolisa karbohidrat menggunakan 1 tabung raksi dan 2 larutan yang berupa H2SO4  dan pati. Pada pengujian ini 2 larutan dicampur pada 1 tabung reaksi dan dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang terjadi, pengujian ini menggunakan 3 tahap pengamatan yaitu cairan pati sebelum di campur H2SO4, sesudah dicampur dan dipanaskan. Perubahan yang terjadi sebelum dicampur warnanya keruh, sesudah dicampur keruh diatas dan bening di bawah dan setelah dipanaskan maka warnanya bening.
Menurut Anonim (2013), mengatakan bahwa Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Pada literatur dan pengujian di laboratoriun tidak sesuai karna berbeda cairan yang digunakan berbeda.





BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilaksanakan adalah
1.    Pengaruh suatu asam kuat maka karbohidrat diubah menjadi suatu fulfural atau derivatnya, yang kemudian berkondensasi dengan alfa naftol yang menghasilkan suatu senyawa yang berwarna ungu (bentuk cincin).
2.    Semua karbohidrat yang mengandung gugus aldehid atau keton bebes cepat mereduksi suatu oksidator dalam larutan alkalis dan asam lemah. Setelah oksidator direduksi maka akan mengalami perubahan warna.
B.       Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah untuk praktikum selanjutnya diharapkan semua praktikan harus bekerja dan jangan cuman satu atau dua orang saja karena dapat memperlambat jalannya suatu praktikum dan supaya semua praktikan juga biasa mengerti tentang pengamatan yang dilakukan.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply
multiplycontent.com. Diakses tanggal 24 November 2013
           
Anonim2. 2010. Seliwanof f’s Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses tanggal 24 November 2013

Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso

Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.

Helmiyesi. 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula 
dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta : UI-Press

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.

Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu
dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi.ejournal.unud.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2013
           
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Waryat. 2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)
Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013