Jumat, 06 Desember 2013

laporan PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI TERNAK
“PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI”

logo UIN.jpeg

Disusun oleh:
Nama       : ASRUL
Nim         : 60700112042
Kelompok           : I (satu)
Jurusan    : ILMU PETERNAKAN
Asisten    : HIKMAWATI

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi Ternak, yang berjudul “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi” disusun oleh:
Nama              : Asrul
Nim                : 60700112042
Kelompok       : I (satu)
Jurusan           : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                           Gowa, 28 Juni 2013
Koordinator Asisten                                                                           Asisten


(     Andy, S.Pt                     )                                                      (     Hikmawati    )
Nip:19811006 200910 1 001                                                       Nim:60700109015

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(Amriana Hifizah, S.Pt., M.Anim.st)
   Nip: 19761214 200604 2 002



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi dalam fermentasi makanan dan minuman, pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen di dalam bahan pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan (Dwidjoseputro, 2003).
         Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur (tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung (Day & Underwood, 1998).
B.     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetehui alat-alat dalam praktikum mikrobiologi beserta fungsinya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang  tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk  meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat – alat yang digunakan dalam  penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay, 1994).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008).
Menuut Blacksweetranger (2008), alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah:
1.    Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.
2.    Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 1210C (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
3.    Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
4.    Hot plate stirrer dan Stirrer bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
5.    Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
6.    Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
7.    Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
8.    Gelas ukur (Graduated Cylinder)
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
9.    Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
10.    Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/Tanggal  : Senin, 27 Mei 2013
Pukul              : 09.00-12.00 WITA
Tempat           : Laboratorium Mikrobiologi, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian  (STPP),  Gowa.
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, batang pengaduk, botol semprot, bunsen,  cawan petri, coloni counter, corong, Erlenmeyer,  gelas objek, gelas ukur,  inkobator, laminar air flo/lemari asam,  mikroskop, neraca analitik, ose, oven, penjepit/gegep, pipet tetes dan tabung reaksi.
2.    Bahan
            Dalam praktikum ini tidak ada bahan yang digunakan.
C.   Prosedur Kerja
Adapun cara kerja praktikum ini adalah:
1.    Mengamati setiap alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2.    Mempelajari fungsi semua alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
NO.
Alat
Fungsi
Gambar
1
Mikroskop
Untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjamg.
2
Incubator
Tempat berkembangnya biakan mikroorganisme.
3
Oven
Untuk mensterilkan kering 180 c, 1-2 jam.
4
Autoklaf
Untuk mensterilkan basah 121 c, 15 menit, 1 atm.
5
Laminator air flou / lemari asam
Untuk mengisolasi bakteri.
6
Neraca  analitik
Untuk menimbang massa secara teliti.
7
Coloni counter
Untuk menghitung jumlah koloni bakteri.
8
Bunsen
Untuk membakar atau mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina.
9
Pipet tetes
Untuk memipet cairan atau zat warna yang digunakan.
10
Penjepit/gegep
Untuk menjepit gelas objek atau kaca preparat.
11
Gelas ukur
Untuk mengukur volume cairan yang tidak tetap.
12
Erlenmeyer
Untuk mencampur atau mereaksikan suatu larutan.
13
Cawan petri
Untuk menyimpan aquadest.
14
Corong
Untuk memasukkan cairan kedalam botol yang berukuran kecil.
15
Botol semprot
Untuk menyimpan aquadest dan untuk membersihkan dinding bejana.
16
Ose
Untuk mengambil bakteri atau mengambil aquadest dalam jumlah sedikit.
17
Batang pengaduk
Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer.
18
Tabung reaksi
Sebagai tempat untuk menyimpan bakteri.
19
Gelas objek
Untuk menyimpan bakteri yang akan diamati di mikroskop.
Sumber: Hasil praktikum laboratorium Mikrobiologi STPP Gowa.

B.       Pembahasan
       Adapun pembahasan dari praktikum mikrobiologi in adalah:
1.        Mikroskop
     Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali
2.        Inkobator
     Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC
3.        Oven
     Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya diatas api
4.        Autoklaf
     Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC
5.        Laminator air flow/lemari asam
Alat ini berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Cara kerjanya atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.  Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar air flow.
6.        Neraca analitik
     Neraca analitik atau timbangan analitik digunakan untuk menimbang  bahan-bahan secara analitik. Cara penggunaannya yaitu dengan meletakkan bahan pada wadah sampel kemudian menekan tombol pengatur berat sehingga otomatis akan muncul berat bahan pada layar penghitung.
7.        Coloni counter
     Coloni counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit. Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri didalamnya yang   berisi bakteri  atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
8.        Tabung reaksi
     Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi, dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.
9.        Gelas objek
     Gelas objek berfungsi untuk menyimpan bakteri yang akan diamati di bawah mikroskop. Nama lain dari gelas objek tersebut yaitu biasa disebut kaca preparat, bentuknya persegi panjang dan tipis. Gelas objek ini mudah pecah sehingga dalam penggunaanya harus hati-hati.
10.    Ose
     Ose berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam atau ditumbuhkan ke media baru. Jarum ini biasanya terbuat dari kawat nikrom atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop atau transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle atau transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak.
11.    Pipet tetes
     Pipet tetes berfungsi sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain.
12.    Penjepit/gegep
     Gegep (penjepit tabung) berfungsi untuk menjepit tabung khususnya tabung reaksi. Cara menggunakannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan lubang yang ada dtengah penjepit.
13.    Cawan petri
     Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
14.    Bunsen
     Bunsen merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
15.    Batang pengaduk
     Batang pengaduk berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan juga berfungsi Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer. Batang pengaduk bentuknya bulat panjang dan masing-masing ujungnya tipis. Batang pengduk ini umumnya terbuat dari kaca/gelas.
16.    Botol semprot
     Botol semprot berfungsi Untuk menyimpan aquadest dan untuk membersihkan dinding bejana. Botol semprot ini dapat juga digunakan untuk memasukkan cairan kedalam labu dalam jumlah yang banyak. Bentuknya ada yang kayak kispry dan lain-lain.
17.    Corong
     Corong berfungsi untuk memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang mempunyai mulut yang kecil. Penggunaannya dengan cara menuangkan larutan langsung ke dalam mulut corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung.
18.    Gelas ukur
     Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
19.    Erlenmeyer
     Labu erlemeyer terbuat dari kaca yang tahan panas dengan dinding yang tipis untuk memudahkan pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.





BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah di dalam laboratorium mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya alat-alat yang terbuat dari gelas seperti gelas objek, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, ose, pipet tetes, batang pengaduk, corong dan gelas ukur, alat-alat sterilisasi seperti coloni counter, oven, inkobator, autoklaf dan laminator air flow/lemari asam, alat-alat lainnya seperti  mikroskop, neraca analitik, penjepit/gegep, bunsen, botol semprot.
B.  Saran
            Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan harus bekerja semua dalam laboratorium, sehingga semua praktikan biar mengetahui prosedur kerja dari sebuah pengamatan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi.  http://validator.w3 .org/ check/referer. Diakses pada tanggal 29 mei 2013.
Anonim. Pengenalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this.g. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta. 1998
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 2003
Ginting, Tjurmin. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian. 2000
Khasani. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty. 1990
Lay, W. B. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. 1994





Tidak ada komentar:

Posting Komentar