Jumat, 06 Desember 2013

laporan LIPID

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI DASAR
“LIPID”

logo UIN.jpeg

Disusun oleh:
Nama              : ASRUL
Nim                : 60700112042
Kelompok       : IV (Empat)
Jurusan           : ILMU PETERNAKAN
Asisten           : MAGHFIRAH BAHARUDDIN

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Nutrisi Dasar, yang berjudul “Percobaan Lipid” disusun oleh:
Nama              : Asrul
Nim                : 60700112042
Kelompok       : IV (Empat)
Jurusan           : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                           Samata-Gowa,       November 2013
Koordinator Asisten                                                           Asisten


(     Nurwahidah. J     )                                         (  Maghfirah Baharuddin  )
NIM : 60700110025                                               NIM : 60700111038                                                                                           

                                           Mengetahui
                        Tanggal Pengesahan :







BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana, dietil ether dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan (Chitika, 2013).
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, ether atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid diantaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel dan sebagai pensinyalan molekul (Anonim, 2013).
Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen meliputi asam lemak, malam,  sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain (Chitika, 2013).
Karena begitu besar peranannya sebagai senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip (Anonim, 2013).
B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksanakan adalah
1.    Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
2.    Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
3.    Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak.
4.    Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya (Gordon 1990).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehninger, 1982).
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Penyusun lipid lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipid sederhana (yang tidak mengandung komponen asam lemak) seperti derivat senyawa terpenoid/isoprenoid serta derivat steroida. Lipid sering berupa senyawa kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (glikolipida) (Anna, 1994).
Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa adisi). Lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak (Pratt, 1992).
Selama penyimpanan, lemak atau minyak mungkin menjadi tengik. Ketengikan terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol) dengan BM relatif rendah dan bersifat volatil dengan aroma yang tidak enak (tengik/rancid). Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara. Dari segi gizinya, asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh (Sudarmadji, 1989).
Lipid adalah  senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimiadiartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. Rumus umum lemak yaitu: R1, R2, dan R3 adalah rntai hidrokarbin dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17 (Salirawati et al,2007).
Suatu lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar sperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Fessenden, 1982)
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh. Dengan reagen Hubi’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan mengandung sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya warna iod akan berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk memutuskan ikatan rangkap. Derajat ketiakjenuhan dinyatakan dengan bilangan iodin, yaitu jumah garam yang dapat diserap oleh 100 gram lemak untuk reaksi penjenuhan. Semakin besar bilangan iodin semakin tinggi ketidakjenuhannya ( Salirawati et al,2007).
Diantara sekian banyak jenis Minyak, manyak kelapalah yang paling sering digunakan. Minyak kelapa diperoleh dari ekstraksi terhadap. Minyak kelapa kasar mengandung komponen bukan minayk seperti fosfatida, gum, sterol (0,06%-0,8%), tokoferol (0,003%) dan asam lemak nenas kurang dari 5% . Warna pada minyak disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen warna alam karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh. Warna pada minyak selain disebabkan oleh zat warna karoten juga disebabkan oleh kotoran lain karena asam-asam lemak dan gliserida murni tidak berwarna. Karoten merupakan hidrokarbon sangat tidak jenuh dan tiak stabil pada suhu tinggi. Karoten tidak dapat dihilangkan dengan proses oksidasi, walaupun minyak sampai menjadi tengik, tetapi dapat diserap oleh beberapa absorben, sehingga minyak tidak berwarna lagi (Ketaren, 1986).
Sifat fisik Minyak kelapa yang terpenting adalah tidak mencair tahap demi tahap seperti lemak yang lain akan tetapi langsung berubah menjadi cair, hal ini disebabkan karena titik cair asam lemak penyusunnya bedekatan, asam lemak laurat 44C, asam lemak miristat 54C, asam lemak palmitat 63C. Dengan demikian plastisitasa trigliserida juga terbatas (Gardjito, 1980).
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Contohnya hidrolisis gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan asam stearat. Proses hidrolisis yang menggunakan basa akan menghasilkan gliserol dan sabun. Oleh karena itu sering disebut reaksi penyabunan (Saponifikasi). Apabila rantai karbon pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sedangkan jika rantai karbon panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon. Semakin pendek rantai karbon, semakin kecil bilangan penyabunannya. Jika digunakan NaOH maka akan dihasilka sabun yang bersifat lebih keras atau biasa disebut “sabun cuci”, sedangkan jika digunakan KOH maka dihasilkan sabun yang lebih lunak atau biasa disebut “sabun mandi” (Salirawati et al,2007).
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar, yaitu 44-52% dalam minyak. Berdasarkan tingkat ketidak jenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan  kedalam golongan non drying oil, karena bilangan iod minyak berkisar antara 7,5-10,5. Asam lemak jenuh minyak kelapa kurang lebih 90%. Minyak kelapa mengandung 84% trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12% trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4% trigliserida denganasam lemak jenuh (ketaren,1986).
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Encyclopedia, 2008).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehninger, 1982).
Triasilgliserol terakumulasi di dalam beberapa area, seperti jaringan adiposa, dalam tubuh manusia dan biji tanaman, dan triasilgliserol ini mewakili bentuk penyimpanan energi. Lipid yang lebih kompleks berada dekat dan berhubungan dengan protein dalam membran sel dan partikel subselular. Jaringan yang lebih aktif mengandung lipid kompleks yang lebih banyak, contohnya adalah dalam otak, ginjal, paru-paru, dan darah yang mengandung konsentrasi fosfatida dalam jumlah tinggi pada mamalia (Encyclopedia 2008).








BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal           : Sabtu, 30 November 2013
Pukul                        : 13.00 - 14.30 WITA
Tempa                       : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.       Alat Dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen 1 buah, Erlenmeyer 1 buah , gelas kimia 250 ml 1 buah, kaki tiga + kasa 1 buah, pipet skala 3 buah, pipet tetes 1 buah, rak tabung 1 buah dan tabung reaksi 7 buah.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, alkohol 95%, alkohol 95% panas, alkohol 96%, asam cuka encer, CaCl2, ether, KmnO4 0,1 N, korek gas, larutan KOH 50%, larutan NaCO3 0,5%, larutan sabun 3%, larutan NaCl, minyak murni, minyak zaitun, pb-asetat dan spirtus.

C.  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah
1.    Membuat Emulsi
a)    Menyiapkan 3 buah tabung reaksi.
b)   Memasukkan masing-masing 5 ml air ke dalam tabung reaksi.
c)    Memasukkan masing-masing setetes minyak zaitun ke dalam tabung reaksi.
d)   Memasukkan 3 tetes larutan NaCO3 0,5% ke dalam tabung reaksi yang ke-2.
e)    Memasukkan 3 tetes larutan sabun 3% ke dalam tabung reaksi yang ke-3.
f)    Menghomogenkan masing-masing campuan larutan.
g)   Mengamati emulsi-emulsi yang nampak segera, setelah dihomogenkan.
h)   Mengamati perubahan yang terjadi setelah campuran larutan ditenangkan selama 30 menit.
2.    Sifat Larut Lemak
a)    Menyiapkan 4 buah tabung reaksi.
b)   Memasukkan masing-masing 2 ml air, alkohol 95%, alkohol 95% panas dan ether ke dalam tabung reaksi.
c)    Memasukkan 2 tetes minyak zaitun ke dalam masing-masing tabung reaksi.
d)   Menghomogenkan masing-masing campuran larutan.
e)    Mengamati larutan minyak ke-4 tabung tersebut.
3.    Menyatakan Ikatan Tak Jenuh
a)    Memasukkan 3 tetes minyak kelapa murni ke dalam tabung reaksi.
b)   Menambahkan setetes larutan KmnO4 0,1 N, ke dalam tabung reaksi.
c)    Mengamati perubahan yang terjadi.
4.    Menyabunkan Minyak
a)    Memasukkan 5 ml minyak murni ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml.
b)   Menambahkan 20 ml alkohol 96% ke dalam labu Erlenmeyer.
c)    Menambahkan 3 ml larutan KOH 50%.
d)   Memanaskan campuran larutan tersebut di atas nyala api selama 10 menit.
e)    Membandingkan campuran larutan.
f)    Melarutkan campuran larutan tersebut ke dalam 100 ml air panas.
g)   Memasukkan 20 ml larutan tersebut ke dalam gelas kimia.
h)   Menambahkan 5 tetes asam cuka encer ke dalam larutan.
i)     Membagi 2 larutan yang ada di dalam gelas kimia ke dalam tabung reaksi.
j)     Menambahkan 3 tetes CaCl2 ke dalam tabung reaksi yang pertama.
k)   Menambahkan 3 tetes pb-asetat ke dalam tabung reaksi yang ke-2.
l)     Memasukkan 20 ml campuran larutan yang telah diencerkan dalam air panas ke dalam gelas kimia.
m) Menambahkan 2-3 butir NaCl padat ke dalam gelas kimia tersebut.
n)   Mengamati perubahan yang terjadi.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Membuat Emulsi
No.
Gambar
Keterangan
1.
Air + Minyak Zaitun
a.    Setelah dihomogenkan
 

                    
                     1
                    2
b.    Setelah ditenangkan 30 menit
 

                           1
                           2
                           3
a.    Setelah  dihomogenkan
1.    Larutan keruh sedang
2.    Gelembung




b.    Setelah ditenangkan 30 menit
1.    Busa putih
2.    Larutan keruh sedang
3.    Gelembung
2.
Air + Minyak zaitun + NaCO3 0,5%
a.    Sesaat setelah dihomogenkan
 

                     1
                     2           

b.    Ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan
 


                     1
                     2
a.    Sesaat setelah dihomogenkan
1.    Gelembung
2.    Larutan bening






b.    Ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan
1.    Gelembung
2.    Larutan bening
3.










Air + Minyak Zaitun + Sabun 3%
a.    Sesaat setelah dihomogenkan
 

                    
                    1  
                    2



b.    Ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan
 


                         1
                        
                         2

a.    Sesaat setelah dihomogenkan
1.    Busa putih
2.    Larutan keruh







b.    Ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan
1.    Busa putih
2.    Larutan keruh
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri   Alauddin Makassar

2.    Sifat Larut Lemak
No.
Gambar
Keterangan
1.
Air + Minyak Zaitun
 


                    
                   1                                                     
1.    Air + minyak zaitun
1.      Larutan keruh
2.
Alkohol 95% + Minyak Zaitun
                      1
                      2
                                
                      3        
2.    Alkohol 95% + Minyak Zaitun
1.      Larutan bening
2.    Gelembung
3.    Endapan



3.









Alkohol 95% Panas + Minyak Zaitun                        

1


2



3.    Alkohol 95% Panas + Minyak Zaitun
1.      Larutan bening
2.      Endapan



4.
Ether + Minyak Zaitun
 


1
4.    Ether + Minyak Zaitun
1.      Larutan bening
  Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar\

3.    Menyatakan Ikatan Tak Jenuh
No.
Gambar
Keterangan
1.
Minyak Kelapa Murni
 


                    
                   1                                     
1.    Minyak Kelapa Murni
1.      Larutan kuning keruh
2.
Minyak Kelapa Murni + larutan KmnO4 0,1 N


                         1
2.    Minyak Kelapa Murni + larutan KmnO4 0,1 N
1.      Endapan ungu
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

4.    Menyabunkan Minyak
No.
Gambar
Keterangan
1.
Minyak + Alkohol 96% + Larutan KOH 50%
 


                                  a
                                  b                           
1.    Minyak + Alkohol 96% + Larutan KOH 50%
a.    Busa bening kasar
b.    Endapan kuning keruh
2.
Percobaan I
a.    10 ml larutan sabun + 3 tetes CaCl
 

                          1
                          2
                          3
b.    10 ml larutan sabun + 3 tetes pb-asetat
 

                                  1
                                  2
                      
a.    10 ml larutan sabun + 3 tetes CaCl2
1.    Busa Putih
2.    Endapan putih
3.    Larutan kuning pucat




b.    10 ml larutan sabun + 3 tetes pb-asetat
1.    Larutan kuning pucat
2.    Endapan putih
3.
Percobaan II
10 ml larutan sabun + NaCl padat
 


                                          a
                                          b
3.    Percobaan II
10 ml larutan sabun + NaCl padat
a.    Busa putih
b.    Endapan putih
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengamatan diatas adalah sebagai berikut:
1.    Membuat Emulsi
Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut non-polar seperti alkohol panas, ether, khloroforn, benzene. Pada hasil percobaan menunjukkan bahwa pencampuran antara air dan minyak zaitun setelah dihomogenkan akan menghasilkan larutan keruh dan tedapat gelembung, setelah ditenangkan 30 menit akan menghasilkan busa putih, larutan keruh sedang dan gelembung. Pada pencampuran antara air, NaCO3 dan minyak zaitun sesaat setelah dihomogenkan akan menghasilkan gelembung dan larutan dan larutan bening, ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan akan menghasilkan gelembung dan larutan bening. Pada pencampuran air, minyak zaitun dan sabun 3% sesaat setelah dihomogenkan akan menghasilkan busa putih dan larutan keruh, begitupun juga pada larutan yang ditenangkan selama 30 menit setelah dihomogenkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2010), yang menyatakan bahwa hidrofilik yaitu bagian emulgator yang suka pada air sedangkan lipofilik yaitu bagian emulgator yang suka pada minyak.
2.    Sifat Larut Lemak
Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut non-polar seperti alkohol panas, ether, khloroforn dan  benzene. Pada hasil percobaan menunjukkan bahwa pencampuran antara air dan minyak zaitun akan menghasilkan larutan yang keruh; alkohol 95% dan minyak zaitun akan menghasilkan larutan bening, gelembung dan endapan; alkohol 95% panas dan minyak zaitun akan menghasilkan larutan bening dan endapan; ether dan minyak zaitun akan menghasilkan larutan bening.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Armstrong (1995) yang menyatakan bahwa minyak tidak larut dalam air dan menghasilkan larutan putih kuning.
3.    Menyatakan Ikatan Tak Jenuh
Minyak kelapa dan minyak yang lainnya termasuk ke dalam asam lemak tak jenuh yang mngandung ikatan ganda. Minyak kelapa lebih jenuh daripada minyak yang lainnya meskipun keduanya sama-sama asam lemak tak jenuh. Lipid mengandung bermacam-macam asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang diabsorpsi menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Jadi angka iod didefinisikan sebagai berikut: banyaknya gram iod diabsorpsi oleh 100 gr lipid.
Dua metode yang umumnya dipakai yaitu: metode Hanus yang memakai iodin bromida sebagai carrier dan metode Wijs yang memakai iodin klorida. Pada percobaan yang dilakukan minyak kelapa murni yang berwarna kuning keruh setelah ditetesi dengan KMnO4 akan mengendap menjadi warna ungu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2010) yang menyatakan bahwa minyak pada saat ditambahkan 3 tetes larutan, maka warna dari larutan tersebut hilang dan termasuk asam lemak tak jenuh sedangkan khusus untuk margarin pada saat ditambahkan 3 tetes larutan. Maka warna tidak hilang jadi margarin termasuk ke dalam asam lemak jenuh.
4.    Penyabunan Minyak
Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan menambahkan 3 ml KOH dan 20 ml alkohol 96% kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok. Pencampuran ini menghasilkan larutan berwarna kuning pucat yang tidak saling campur. Setelah itu minyak, KOH dan alkohol 96% dipanaskan diatas penangas air. Pada proses pemanasan ini minyak dapat larut dalam KOH, alkohol dan larutan berwarna kuning pucat, terdapat busa putih dan endapan putih.
Reaksi di atas dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium hidrosida).
Hal ini sesuai dengan pendapat Indah (2011), menyatakan bahwa penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Perubahan warna yang terjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat.



BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Terjadinya pembentukan emulsi dari minyak disebabkan karena adanya sifat tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut nonpolar seperti alkohol panas, ether, khloroforn dan benzene.
2.    Kelarutan lipid pada pelarut tertentu karena lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, ether atau kloroform.
3.    Sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak disebabkan karena adanya asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya.
4.    Terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali disebabkan oleh penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun dan larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui.




B.       Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah untuk praktikum yang dilakukan seharusnya menggunakan semua pengujian supaya semua praktikum juga dapat mengetahui semua pengujian yang dilakukan dan juga menggunakan bahan yang telah tersediah.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Lipid. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1678529. Diakses tanggal 30 November 2013.
_______. 2013. Kamus lemak. http: //kamuslemak. com/cari3. php? kunci=143. Diakses tanggal 30 November 2013.
_______. 2013. Lipid. http://www.wikipedia/lipid.html. Diakses tanggal 30 November 2013.
Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Budha,K.1981. Kelapa dan hasil pengolahannya. Denpasar: Fakultas teknologi dan pertanian Universitas Udayana
Chitika. 2013. Makalah Lipid. http: //www. chitika. kutukuliah. net/makalah-lipid. html. Diakses tanggal 30 November 2013.
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik II,edisi ketiga.Jakarta: Erlangga
Garjito,M.1980.Minyak:Sumber,penanganan, pengelolahan, dan pemurnian. Yogyakarta: Fakultas Teknologi pertanian UGM
Gordon, Gunawan. 1990. Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas. Bandung : Ilmu dan Peternakan Institut Teknologi Bandung.
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.Jakarta:Universitas Indonesia press
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawidjaya.     Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari Basic of Biochemistry.
Pratt, Pandjiwidjaja. 1992. Teknologi Minyak dan Lemak I. Bogor : Jurusan Teknologi Industri Fateta Institut Pertanian Bogor.
Putri N. 2008. Analisis Lipid. [terhubung berkala]. http://www.staff.ui.ac.id/ internal/131668156/.../Kel-01-ANALISISLIPID.ppt. Diakses pada tanggal 01 Desember 2013.
Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo
Scy Tech Encyclopedia. 2008. Lipid. [terhubung berkala]. http://www.answers. com/library/Sci%252DTech%20Encyclopedia-cid-47286.html. Diakses pada tanggal 01 Desember 2013.
Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Trilaksani,W.2003.Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran terhadap kesehatan. Laporan penelitian.Bogor:IPB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar