Jumat, 06 Desember 2013

laporan pengamatan morfologi

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI TERNAK
“PENGAMATAN MORFOLOGI”

logo UIN.jpeg

Disusun oleh:
Nama       : ASRUL
Nim         : 60700112042
Kelompok           : I (satu)
Jurusan    : ILMU PETERNAKAN
Asisten    : NURWAHIDAH. J

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi Ternak, yang berjudul “Pengenalan Morfologi” disusun oleh:
Nama              : Asrul
Nim                : 60700112042
Kelompok       : I (satu)
Jurusan           : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                           Gowa, 28 Juni 2013
Koordinator Asisten                                                                           Asisten


(     Andy, S.Pt                      )                                                (  Nurwahidah. J    )
Nip: 19811006 200910 1 001                                      Nim: 60700110025

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(Amriana Hifizah, S.Pt., M.Anim.st)
                                Nip: 19761214 200604 2 002

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998).
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo. 2008).
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
Adapun yang melatar belakangi praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk dan struktur serta cirri-ciri yang ada pada jamur dan kapang tersebut sehingga dilakukan percobaan pengamatan morfologis.
B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetehui morfologi (jamur dan kapang)



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora (Itamar, 2004).
Menurut Istamar (2004), struktur tubuh bakteri terdiri dari lapisan luar hingga lapisan dalam bakteri adalah
a.    Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.


Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
b.    Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel. Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri Gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri Gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri Gram negatif lebih patogen.
Bakteri Gram positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua bakteri Gram positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel beberapa bakteri Gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan  pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna Gram menghasilkan warna ungu. Bakteri Gram negatif dinding sel Gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna Gram menghasilkan warna merah.
Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
c. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.
d.  Mesosom
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.


e.  Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f.  Sitoplasma
Sitoplasma adalah  cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.
g. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.

h.  Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.
i.  Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
j.  Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Anonim. 2012).
Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna dan hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop. Pewarnaan ini ada yang bersifat non-diferensial dan diferensial. Pewarnaan non-diferensial hanya bertujuan agar bakteri yang diamati tampak jelas atau kontras dengan latar belakangnya. Pewarnaan ini umunya untuk mengamatibentuk koloni atau morfologi bakteri (Jawest, 1995).
Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi (Dwidjoseputro, 1998).
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).
Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual (Anonim, 2013).



BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah
Hari/Tanggal   : Senin, 03 Juni 2013
Pukul              : 08.30-12.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Kesehatan Hewan, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), Gowa.
B.       Alat Dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bunsen, deck gelas, gelas kimia, gelas objek,  mikroskop, ose, pipet tetes dan tabung reaksi,
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alcohol, jamur roti, fernipan, Lactoehenol Cotton Blue (LCB), dan spirtus.
C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah
1.    Menyiapkan alat dan bahan yagn akan digunakan.
2.    Membersihkan gelas objek dengan alkohol agar bebas lemak.
3.    Kemudian menetesi dengan larutan Lactoehenol Cotton Blue (LCB).
4.    Mengambil secara aseptis 1 ose biakan jamur roti kemudian mencampurnya dengan larutan yang tadi.
5.    Mengamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 x. bentuk sel, ada tidaknya pertunasan.
6.    Mengulangi prosedur kerja diatas dengan menggunakan biakan fernipan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikun ini adalah sebagai berikut:
No.
laboratorium Mikrobiologi
Keterangn
1
Oval:  Jamur roti

Tepi               : Hitam


Permukaan    : Putih


Warna jamur : Biru


Hasil              : Sacharomices    cereviciae
2
Oval:  F ernipan

Kapang            : Biru



Permukaan       : Putih



Hasil                 : Rhizopus sp
Sumber : Hasil praktikum laboratorium Kesehatan Hewan STPP, Gowa, 2013


B.       Pembahasn
Fungi merupakan mikroorganisme yang tidak memiliki klorofil dan hidup secara heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya dan menyerapnya untuk mendapatkan nutrient. Seperti yang telah diketahui bahwa fungi dikelompokkan menjadi 2 yaitu kapang dan khamir, Kapang merupakan fungi yang bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium. Sedangkan khamir merupakan fungi yang bersifat uniseluler dan tidak menghasilkan miselium. Selain itu, terdapat pula kelompok fungi yang merupakan fungi semu yaitu fungi yang menghasilkan miselium semu.
Pada praktikum ini, pengamatan morfologi fungi ditujukan pada pengamatan khamir dan kapang. Biakan yang diamati adalah Sacharomices cereviciae dan Rhizopus sp. Khamir merupaka jenis fungi yang uniseluler, tidak membentuk miselium, meskipun demikian beberapa spesies dapat membentuk miselium semu. Pada pengamatan ini didapatkan hasil bentuk khamir dan kapang, permukaan khamir putih sama dengan kapang dan warnnya juga sama yaitu biru. Hal ini sesuai dengan pendapat di buku penuntung Praktikum Mikrobiologi Ternak (2013), menyataka bahwa Kapang bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium, sama dengan hasil yang didapat pada saat praktikum. Khamir juga demikian bersifat uniseluler dan tidak membentuk miselium. Perbandingan antara kapang dan khamir dari segi struktur atau bentuk sulit dibandingkan karena pada literature tidak ditemukan.
BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah pada bakteri dapat diketahui bentuk dan strukturnya melalui pengamatan di bawah mikroskop, untuk Khamir diketahui bentuknya bulat, permukaan berwarna putih dan tepinya hitam, warna jaamur warnanya biru dan untuk permukaan kapang warnanya putih dan warna Kapang biru.
B.       Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah untuk praktikum selanjutnya diharapkan semua praktikan harus bekerja dan jangan cuman satu atau dua orang saja karena dapat memperlambat jalannya suatu praktikum dan supaya semua praktikan juga biasa mengerti tentang pengamatan yang dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Fungi. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fungi&oldid=68267 86. Diakses pada tanggal 08 Juni 2013

Anonim. Gram Positif (on-line). http://id.wikipedia.org/wiki/Gram_Positif    Diakses pada tanggal 08 Juni 2013

Anonim. Pewarnaan Gram (on-line). http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan Gram. Diakses pada tanggal 08 Juini 2013

Dwidjoseputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang; Djambatan. 1989

Hadiotomo, Ratna Siri. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta; Pt. Gramedia. 1990

Jawetz, E. Mikrobiologi, edisi 16, 367-372, EGC, Jakarta. 1995

Jimmo. Pembuatan Preparat dan Pengecatan. Jakarta; Erlangga. 2008

Sutedjo, M.M. Mikrobiologi Tanah. Jakarta; Rineka Cipta. 1991

Syamsuri, Istamar. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Jakarta; Erlangga. 2004

Volk, Wesley A dan Margareth F. Wheeler.  Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta; Erlangga. 1998


Tidak ada komentar:

Posting Komentar