Rabu, 15 Januari 2014

Asrul_Laporan Anatomi

LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(Pet 2316)



Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Anatomi dan Fisilogi Ternak (Pet 2316) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
 Alauddin Makassar


OLEH :

ASRUL               
NIM . 60700112042

LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(Pet 2316)







Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Anatomi dan Fisilogi Ternak (Pet 2316) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
 Alauddin Makassar


OLEH :

ASRUL               
NIM . 60700112042

LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013



HALAMAN PENGESAHAN

Judul                          :    Laporan Lengkap Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Laporan                     :    Sebagai Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Anatomi Dan Fisiologi Ternak Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nama                         :    Asrul
Nim                           :    60700112042
Kelompok                  :    II (Dua)
Telah diperiksa dan disetujui oleh  Koordinator Asisten dan Asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar,    Desember 2013
Koordinator Asisten                                                                       Asisten                                                                            

(Armiati Amiluddin)                                                           (       Mifta Fitri      )
 NIM: 60700110009                                                              NIM: 60700110043                      
 Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah

( Zulkarnaim, S.Pt M.Si )  
                                              NIP:

Tanggal Pengesahan :    Desember 2013



KATA PENGANTAR
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat serta salam somoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad Shalallaahu ‘alaihi Wasallam.
Laporan kali ini adalah Laporan Praktikum Anatomi Dan Fisiologi Ternak sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar nilai dalam mata kuliah Anatomi Dan Fisiologi Ternak. Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini, telah melibatkan banyak pihak yang telah meluangkan waktunya memberikan bantuan, saran serta informasi-informasinya yang penulis perlukan. Oleh karena itu saya sampaikan terima kasih sebanyak- banyaknya.

                                                                                   Makassar,    Desember 2013
                                                                                               


              Asrul






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang..................................................................................... 1
b.      Tujuan................................................................................................... 2
c.       Manfaat Praktikum……………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a.       Sistem Kerangka Ternak....................................................................... 3
b.      Sistem Perototan Ternak....................................................................... 8
BAB II METODE PRAKTIKUM
a.       Waktu dan Tempat............................................................................... 13
b.      Alat dan Bahan..................................................................................... 13
c.       Prosedur Kerja...................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Hasil Pengamatan................................................................................. 15
b.      Pembahasan.......................................................................................... 17
BAB V PENUTUP
a.       Kesimpulan........................................................................................... 20
b.      Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………21
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan Histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh.
Beberapa spesies hewan adalah pemakan tumbuh-tumbuhan dan untuk makanannya tergantung keseluruhannya dari tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan tersebut dinamakan Herbivora. Spesies lain makanannya hampir seluruhnya tergantung dari daging atau hewan lainnya. Spesies itu disebut Karnivora. Spesies lainnya lagi memakan kedua-duanya, tumbuh-tumbuhan maupun daging. Ia disebut Omnivora. Tanpa memperhatikan kebiasaan makannya, semua hewan tergantung dari tumbuh-tumbuhan (secara langsung atau tidak langsung) untuk sumber makanannya. Lebih daripada itu dapatlah kita katakan bahwa semua kehidupan hewan tergantung secara tidak langsung dari matahari dan makanannya, karena melalui pengaruh sinar matahari dan hijau daun tumbuh-tumbuhan mengubah unsur-unsur dari udara dan tanah ke dalam zat-zat makanan yang nantinya dapat digunakan sebagai makanannya. Jadi dengan tidak adanya energi dari matahari tidak akan ada makanan untuk tumbuh-tumbuhan dan manusia.
Hewan tidak menggunakan semua zat-zat makanan tumbuh-tumbuhan bagi berbagai proses tumbuh tepat seperti yang diperolehnya dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar zat-zat makanan kompleks perlu dirombak (dicerna) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sebelum zat-zat makanan tersebut dapat diserap dan digunakan. Spesies hewan yang berbeda-beda mempunyai saluran pencernaan yang disesuaikan terhadap penggunaan jenis makanan paling efisien yang mereka makan. Jadi Herbivora berbeda dengan Karnivora dan Omnivora dalam anatomi dan fisiologi sistem pencernaan.
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini supaya mahasiswa dapat mengetahui letak, struktur beserta fungsi dari masing-masing Osteologi dan Histologi pada hewan ternak secara Anatomi.
B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah untu mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada Vertebrata serta fungsinya, mengetahui letak otot pada hewan ternak secara Anatomi, mengetahui bagian dari sistem dan mengetahui bentuk dan letak dari tulang-tulang atau sistem rangka ternak.
C.      Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah dapat mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada Vertebrata serta fungsinya, dapat mengetahui letak otot pada hewan ternak secara Anatomi, dapat mengetahui bagian dari sistem dan dapat mengetahui bentuk dan letak dari tulang-tulang atau sistem rangka ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Sistem Kerangka Ternak
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kerangka (Skeleton). Osteologi berasal dari kata Os dari bahasa latin dan Osteon dari bahasa yunani yang artinya adalah tulang. Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa Embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan Kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (Cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat) (Lesty, 2011).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: Eksternal, Internal, dan basis cairan (Rangka Hidrostatik), walaupun sistem rangka Hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Nanda, 2012).
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa Embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (Cartilago) dan pita pengikat (Ligament) (Lesty, 2011).
Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui Intramembranous ossification yang mana tulang leper terbentuk atau melalui Endochondra formation seperti pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri dari pada sel-sel dalam Matriks interselular dipanggil Osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak organik (Soeparno, 2009).
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang yang terkena sebagai Assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah Patelia (tulang tempurung lutut) dan Kemin (tulang mata kaki). Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian Sutura. Bagian Fasial terdapat Nostril di sebelah Dorsal dan sepasang Orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah Ventral terdapat Plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar Orbita terdapat Archus Zygomaticus (Frandson, 1993).


Menurut Hunter (1995) yang menyatakan bahwa, tulang rangka mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:
1.    Menyokong badan (membenarkan pergerakan normal hanya pada kawasan tertentu saja).
2.    Melindungi struktur-struktur dalaman badan, contohnya otak dilindungi oleh tengkorak, jantung dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk.
3.    Menghasilkan sel darah merah dalam sum-sum tulang dan menyimpan bahan mineral kalsium dan Fosforus.
4.     Bertindak sebagai organ Hemopoietik.
Sistem Skeleton dibagi menjadi 3 yaitu Skeleton aksial adalah Skeleton yang terletak dibagian Median badan. Tulang-tulang Skeleton ini terdiri dari tengkorak (Skull), tulang rusuk (Rib), tulang Vertebra dan tulang Sternum. Tulang-tulang Skeleton ini tidak berpasangan kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang tidak). Skeleton apendikular adalah Skeleton yang bersambung dengan Skeleton aksial (melalui dua struktur  tulang bahu dan tulang Pelvik). Tulang-tulang Skeleton ini terdiri dari tulang-tulang kaki (Apendej).  Skeleton splanknik yang terdiri dari tulang yang terbina dari Tisu visera atau organ lembut, contohnya Os penis anjing, Os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang Skelera dalam mata burung (Anonim, 2012).
          Pada Vertebrata, Skeleton tersusun atas Kartilago, tukang dan kombinasi keduanya. Skeleton mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai pengungkit, dan memperkuat penyokong, gerak dan prehensi selai itu sebagai pelindung, memberikan kekekrasan dan bentuk pada tubuh, berperan sebagai pengungkit, cadangan mineral dan memberikan fasilitas untuk pembentukan darah. Hewan Vertebrata ada yang mempunyai rangka luar (Eksoskeleton) dan ada pula rangka dalam (Endoskeleton). Rangka luar berupa sisik yang terdapat pada Pisces, sedangkan rangka berupa tulang terdapat pada semua Vertebrata. Kerangka dari berbagai jenis hewan memiliki ruas yang  tidak sama misalnya kuda 205 ruas tulang, manusia 206 ruas tulang, sapi 191-193 ruas tulang dan ayam tidak melebihi dari 160 ruas tulang. Perbedaan ruas tulang pada berbagai jenis hewan ini karena adanya peyesuaian pola dasar dari jenis-jenis hewan tersebut yang diserasikan dengan perkembangan Phylogenikny. Dari segi bentuk, tulang dapat dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Menurut letaknya tulang dibagi menjadi dua, yaitu tulang tengkorak dan rangka badan. Itulah sebabnya kita perlu mempelajari mata kuliah anatomi suatu  ternak, karena tulang atau kerangka adalah penopang tubuh vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh seseorang tidak dapat berdiri atau tegak secara sempurna (Edipermadi, 2012).
Itik memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap (Akoso, 1993).

Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada itik adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).
Columna vertebralis merupakan bagian dari Skeleton Axial yang melindungi Corda spinalis. Pada kebanyakan Cordata, tersusun oleh struktur Skeletal bersegmen yaitu Vertebrae dan merupakan kesatuan antara Spinalis dan Columna. Perluasan dasar tulang-tulang tengkorak ke arah Posterior sampai ke arah ekor. Columna vertebralis mempunyai (memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot (Edipermadi, 2012).
Sternum (Apparatus sternal) berbentuk seperti pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (Manubrum), badan (Sternum) dan taju pedang (Prosessus Xiphoid). Manubrium bersambungan dengan Klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya (Ernawati, 2011).
Tulang rusuk sejati (Costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung pada tulang dada, tulang rusuk palsu (Costae spurea) ada 5 pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang rusuk melayang (Costae fluctantes) (Edipermadi, 2012).
B.     Sistem Perototan Ternak
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan Konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk Vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk mempertahankan otot (Soeparno, 2009).
Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak. Unggas dan seperti halnya mamalia memiliki tiga jenis otot yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos adalah otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran pencernaan. Otot polos juga ditemukan di dalam pembuluh darah usus dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri otot polos sel-sel berbentuk Spidal, inti di tengah, serabut-serabut Retikuler transversal menghubungkan sel-sel otot berdekatan dan membentuk suatu kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional. Fungsi otot polos yaitu mengontrol segala aktivitas motor (gerak) alat dalam (Visceral) dan mengelola tekan darah di seluruh tubuh (Lesty, 2011).
Otot jantung merupakan otot yang membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada faktor luar (Ekstrinsik). Otot jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot Atrial, otot Ventricular, dan serabut otot Purkinje. Bentuk otot Atrial dan otot Vetrikular kontraksinya sama seperti otot Skelet karena mengandung Syncytium. Sedangkan serabut otot Purkinje kontraksinya sangat lemah karena hanya mengandung sedikit Elemen kontraktil. Kontraksi otot jantung adalah ritmik dan terus menerus, karena jantung mempunyai Centrum otomasi. Ciri-ciri otot jantung adalah adanya cakram Intercalated (Intercalated disk) yang berfungsinya sebagai penyusun organ jantung (Edipermadi, 2012).
Otot rangka merupakan otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut tepat di bawah Sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap Myofibril letaknya pada ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang disebut Endomisium. Ciri-ciri dari otot rangka yaitu selnya berbentuk serabut, inti terletak di bawah permukaan sel dengan arah aksis panjang serabut-serabut otot, membran sel otot disebut Sarkolema, lapisan permukaannya menyatu membentuk tendon dan dipersarafi oleh satu ujung syaraf terletak pada bagian tengah serat (Anonim, 2012).
Menurut (Fradson, 1993) sejumlah besar otot dengan ukuran, bentuk dan struktur Internal yang berbeda, merupakan penyusun rangka tubuh makhluk hidup. Struktur dari otot-otot Strip mengikuti skema organisasi secara umum:
1.    Kumpulan dari serat-serat otot yang bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak.
2.    Organisasi dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk membedakan kelompok serat-serat Muskuler menjadi kelompok pertama, kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok empat.
3.    Pada otot besar, kelompok tingkat Superior akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat yang lebih rendah (Inferior).
Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat Reologik daging sangat tergantung pada kedua komponen tersebut yaitu serat Muskuler dan jaringan ikat. Kontraksi pada otot melibatkan sel syaraf (syaraf Motorik/Afferent) sebagai rangkaian yang akan mengirimkan pesan dari Afektor atau rangsangan terjadi dalam bentuk aksi potensial ke syaraf pusat dan kembali melalui syaraf Efferent ke pusat reaksi (Kontraksi/Efektor). Aksi potensial yang sampai pada ujung axon sel syaraf menyebabkan terlepasnya NAC (Neurotransmiter Asetil Cholin).  Neurotranmiter ini akan menempel pada Reseptor pada membran sel otot dan kanal Na+ dan K+ terbuka, sehingga Ion natrium masuk, terjadi Depolarisasi dimana proses terjadinya aksi Potensial dimulai (Soeparno, 2009).
Terjadinya aksi potensial tidak hanya pada sel otot saja tetapi juga merambat pada Transverse tubule, dimana aksi potensial ini akan menyebabkan pelepasan ion Ca2+ dari Lateral sacs dari Sarcoplasmic reticulum. Ca2+ yang ada akan menempel pada Troponin sebagai bagian dari Filamen tipis dan gabungan antara ion kalsium dengan Troponin menyebabkan Tropomyosin bergeser sehingga tempat menempelnya Cross bridge pada Actin terbuka (Lesty, 2011).
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek (Hunter, 1995).
Sel otot dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktif yang disebut Miofibril. miofibril terbuat dari protein Kontraktil aktin dan Miosin. Serabut otot tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot (Fradson, 1993).
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering disebut otot Skeletal (Soeparno, 1994).
Jaringan otot itik merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot dada, paha, dan kaki (Anonim, 2013).
Otot Skeletal adalah yang paling penting bagi ternak unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan otot kardiak pada jantung. Dada merupakan otot Skeletal terbesar karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada bangsa itik liar. Otot ini telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-spesies domestik. Itik memiliki otot merah dan putih, yang dapat disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan kandungan Myoglobin pada otot merah. Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen pada otot itik (Blakely and Bade, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum adalah
Hari/Tanggal     : Sabtu, 14 Desember 2013
Pukul                : 11.30-14.00 WITA
Tempat       : Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sanin dan Teknologi,         Universaitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B.       Alat Dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah ember, nampan dan peralatan bedah.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kambing 1 ekor, lap tangan, dan air.

C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum yang telah dilaksanakan adalah
1.    Menyiapkan seekor kambing yang telah disembeli terlebih dahulu dan dikuliti.
2.    Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari Dosen/asisten mengenai nama-nama otot pada ternak kambing.
3.    Mengetahui nama-nama otot pada ternak dengan dapat menyebutkan satu persatu otot yang ditunjukkan.
4.    Memberikan label pada setiap otot ternak kambing.
5.    Menggambar/mengambil foto dari setiap otot yang telah diberi label.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
1.    Sistem Kerangka Ternak (Oesteology)










               Sumber: Gambar sistem kerangka ternak kambing (Anonim, 2013).










2.    Sistem Perototan Ternak (Histology)
a.    Gambar Asli
 








            Gambar 1: Sistem Perototan Ternak Kambing (hasil praktek 2013).
            Sumber : Sistem Perototan Ternak Kambing (hasil praktek 2013)

b.    Gambar Literatur





Sumber: Gambar sistem perototan ternak (Anonim, 2013).

Keterangan :
1. Plexus barcialis                             12. M. pectoralis profundus
2. M. latissimus dorsi            13. M. scalenus dorsalis
3. Membri toracici                            14. M. pectorals superficiales/
4.M. trapezius/pars cervicalis           15 M. Pectoralis transversus
5. M. Rhomboideus thoracis
6. M. Serratus ventralis thoracis
7. M. Serratus ventralis caudalis
8. M. Retcactor costae
9. M. Latissimus dorsi
10.  Fascia M. obliauss externus abdominis
11.  M. oblignus externus abdominis


B.       Pembahasan
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan Konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk Vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
Jaringan otot kambing merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot dada, paha, dan kaki.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Otot memiliki fungsi sama halnya dengan kerangka. Fungsi otot yaitu pada ternak kambing adalah sebagai berikut ini:
1.   Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
2.   Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak.
Didalam tubuh hewan termasuk kambing terdapat lebih dari 600 otot berbeda dalam hal bentuk, ukuran dan aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam hubunganya dengan tulang, tulang rawan atau Ligamentum dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam hal hubunganmya dengan jaringan-jaringan lain.
Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi Fisiologis telah terhenti.Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, Epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak, jadi daging tidak sama dengan otot.
Pernyataan ini tidak sesuai dengan Toras (2012) yang mengemukakan bahwa Apabila otot terletak disisi yang berlawanan, maka otot tersebut akan berfungsi sebagai Ekstensor. Otot Biseps brakii, yang terdapat pada Ekstrenitas anterior, berperan dalam pembengkakan siku kearah depan. otot Trisep brakil (biasanya hanya disebut Triseps) yang terletak di belakang siku, mempunyai Origo pada Scapula dan Humerus serta Insersio pada Ulna, jadi Trisep merupakan Ekstensor pada siku.
Otot-otot yang cenderung menarik Ekstremitas ke arah bidang Median, diklasifikasikan sebagai otot Aduktor.Sedangkan otot yang menggerakkan Ekstrenitas cenderung menjauhi bidang Median diklasifikasikan sebagai otot Abduktor.Otot  Gastroknemius (otot besar pada betis) merupakan Otot Fleksoruntuk persendian lutut dan Ekstensor  bagi persendian hock.
           





BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Sistem perototatan terbagi atas tiga tipe otot yaitu, otot polos (otot involunter, viresal bukan serang lintang), otot seran lintang involunter, tidak dipengaruhi kehendak (otot jantung) dan seran lintang volunter (otot skeletal).
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya.Otot mempunyai tugas utama yaitu berkontraksi, kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh.Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Dengan adanya fibril serta pola susunannya maka otot dibedakan menurut morfologinya yaitu otot polos ( Smooth muscle), otot serat melintang (Striated muscle) dan otot jantung (Cardiac muscle).
B.       Saran
Adapu saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya dalam praktikum menggunakan juga hewan ternak non ruminansia supaya dapat dibandingkan/bedakan antara organ pencernaan ternak ruminansi dengan non ruminansia, dalam praktikum juga harus memerlukan waktu 1 hari full buat 1 kelas agar tidak tergesah-gesah dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Anatomi dan Fisiologi Ternak. http:// laporanku ahmadmuja hidin 6133 .blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-ternak-sistem .html. diakses pada  tanggal 13 Desember 2013.

Anonim. Sistem Kerangka. http://www.wikepedia.com. Diakses pada tanggal 13 Desember 2013

Abu bakar , 1994 .Pertemuan Ilmiah hasil penelitian peternakan.Bandung : Balai pustaka 

Akoso, Budi Tri. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius, Yogyakarta

Edi, Permadi. 2012. Makalah Anatomi Histologi. http:// edypermadi.wordpress. com/2012/06/15/makalah-anatomi-histologi/. Diakses pada tanggal 13 Desember 2013.

Ernawati, Djaya. 2011. Sistem Otot Pada Hewan. http://renaex. blogspot. com/2011/10/sistem-otot-pada-hewan.html diakses pada tanggal 13 Desember 2013.

Franson , R.D . 1993 . Anatomi dan Fisiologi Ternak . Gadjah Mada University press: Yogyakarta. 

Hunter. 1995. Fisiologi dan Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik. ITB: Bandung.

Lesty, Adinisa. 2011. Jaringan Otot Pada Hewan. http://lestyadinisa.blogspot. com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html. Diakses pada tanggal  13 Desember 2013.

Nanda, Fafet. 2012.  Anatomi dan Fisiologi Ternak. http://nandafapet.blogspot. com/2012/02/anatomi-dan-fisiologi-ternak-nursholeh.html. Diakses 13 Desember 2013.

Saleh , Eniza .2004. Anatomi pada Tulang .Jakarta:Pustaka Windo.  http://www osteology.blogspot.com. Iakses pada tanggal 13 Desember 2013.

Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Pres: Yogyakarta.



LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar