LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI DASAR
“EMPEDU”
Disusun oleh:
Nama : ASRUL
Nim : 60700112042
Kelompok: IV (Empat)
Jurusan : ILMU PETERNAKAN
Asisten : Nurwahidah. J
LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Empedu merupakan prodak hati,
mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati,
sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu.
Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di
dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di
dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah
satu komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung
empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air
(Hardjasasmita, 1992).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di
dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan
langsung ke usus dan bercampu r dengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan
lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang,
sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif
untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Arjuna,
2008).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa
yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu,
lesitin, kolesterol dan
garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan
vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu
merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan
demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi
dengan asam lemak menghasilkan senyawa
kompleks yang lebih
mudah larut dan
mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis
(Arjuna, 2008).
Oleh
karena itu, dilakukan percobaan empedu dengan beberapa test yang diujikan yaitu
Gmellin’s test, Roesenbach modification Gmellin’s test dan Smith test.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk membuktikan adanya pigmen-pigmen dalam empedu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Empedu adalah cairan bersifat basa
yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati
pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan
yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum,
lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya
empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Panil, 2004).
Kandungan
empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang
terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung
empedunya menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan,
kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna
dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K.
Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium,
pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang
memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim,
2012).
Cairan empedu merupakan
cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24
jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH
antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh
hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak.
Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-,
Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu
asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).
Empedu terdiri dari
garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin), kolesterol
dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu
pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga
membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang
ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu (Anonim, 2012).
Dalam empedu terdapat
senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu,
lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan
dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K
yang larut dalam lemak.
Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi
lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu
bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut
dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).
Meskipun hati bukan
suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya
dan empedu memegang peranan
penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh
hati, tapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung empedu diantara
waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan
merangsang konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke
dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan lainnya, antara
lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah hasil pemecahan pigmen sel
darah merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah
yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass
dari feses atau tinja (Kimball, 1983).
Empedu sebagian besar adalah hasil
dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke
dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi
dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu
menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan
penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Hardjasasmita, 1992).
Asam-asam empedu membantu
emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu proses yang memudahkan pencernaan
enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-asam deoksikolat dan litokolat adalah
asam-asam empedu sekunder yang disintesis dalam usus lewat kerjanya enzim-enzim
bakteri pada asam-asam empedu primer. Hanya sebagian asam-asam empedu primer
yang terdapat dalam usus diubah menjadi asam empedu sekunder (Hardjasasmita, 1992).
Pada rongga mulut terdapat tiga
macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan ludah. Kelenjar-kelenjar
tersebut adalah: kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga, kelenjar
sublingualis yang terletak di bawah rahang atas, kelenjar sub mandibularis yang
terletak di bawah lidah. Di dalam cairan ludah mengandung sebanyak 90% air dan sisanya terdiri atas
garam-garam bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri) dan amilase (ptialin). Ketiga
kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air
ludah. Cairan ludah berfungsi untuk memudahkan dalam menelan makanan karena
makanan tercampur dengan lendir dan air, melindungi rongga mulut dari
kekeringan, panas, asam dan basa, serta membantu pencernaan kimiawi, karena
kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam
pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada
pH netral (pH 7) (Poedjadi, 2009).
Saliva mempunyai pH antar 5,75
sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva sedikit dibawah 7. Rangsangan yang
menyebabkan pengeluaran saliva dari kelenjar saliva adalah pikiran tentang
makanan yang disukai, adanya bau makanan yang sedap atau melihat makanan yang
diharapkan sehingga menimbulkan selera. Rangsangan demikian disebut rangsangan
reflex. Rangsangan keluarnya saliva karena adanya makanan dalam mulut disebut
rangsangan mekanik, sedangkan rasa makanan yang lezat atau manis dapat
menimbulkan rangsangan yang disebut rangsangan kimiawi (Poedjadi, 2009).
Empedu adalah cairan bersifat basa
yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati
pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh
hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu
diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin
akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke
dalam duodenum (Kimball, 1983).
Fungsi cairan empedu adalah untuk
mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini
sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampurdengan makanan yang akan
dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini
sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan
empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang
langsung dari hati tadi (Anonim, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum
ini adalah sebagai berikut :
Hari/ Tanggal : Senin
/ 09 Desember 2013
Pukul : 08.00
– 11.30 WITA
Tempat :
Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.
Alat dan
Bahan
Adapun alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah cawan
petri 1 buah, kertas saring 1 buah, pipet skala
1 buah, pipet
tetes 1 buah, rak tabung 1 buah dan tabung reaksi
3 buah.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah
aquadest, alkohol 0,5 %, asam nitrat
pekat, empedu yang
belum diencerkan
dan empedu yang sudah
diencerkan.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1.
Gmellin’s Test
a.
Menyediakan 1 buah tabung reaksi.
b.
Mengambil larutan asam
nitrat pekat tiga tetes dan memasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah
disediakan, kemudian menambahkan 2 ml empedu yang belum diencerkan.
c.
Mengamati perubahan
warna terjadi.
d.
Mengulangi percobaan yang diatas dengan menggunakan empedu
yang sudah diencerkan.
2.
Roesenbach Modification Gmellin’s Test
a.
Mengambil sepotong kertas saring dan membasahi dengan
aquadest.
b.
Menetesi dengan empedu sebanyak
2 tetes diatas kertas saring
yang telah dibasahi.
c.
Manambahkan lagi dengan 2 tetes asam
nitrat pekat.
d.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
3.
Smith Test
a.
Menyediakan satu tabung reaksi.
b.
Memipet 2 ml larutan empedu yang sudah diencerkan kemudian
memasukkan kedalam tabung reaksi yang telah disediakan.
c.
Menambahkan alkohol 0,5 %
tiga tetes.
d.
Memperhatikan warna cincin yang terbentuk pada pada larutan
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Hasil
Pengamatan
|
Keterangan
|
|||||||||
1
|
Gmellin’s Test
a. Asam nitrat pekat 3
tetes + empedu 2 ml yang belum diencerkan.
Sebelum
pencampuran
Sesudah
pencampuran
b. Asam nitrat pekat 3
tetes + empedu 2 ml yang sudah diencerkan
Sesudah
pencampuran
|
a. Asam nitrat pekat 3
tetes + empedu 2 ml yang belum diencerkan.
Sebelum
pencampuran
Berwarna hijau tua
dan bening.
Sesudah
pencampuran
Berwarna hijau
tua dan bening terdapat cincin berwarna coklat.
b. Asam nitrat pekat 3
tetes + empedu 2 ml yang sudah diencerkan
Sesudah
pencampuran
Berwarna coklat muda
dan bening
|
|||||||||
2
|
Roesenbach modification Gmellin’s Test
Sebelum Pencampuran
Sesudah pencampuran
|
Sebelum Pencampuran
Berwarna hijau tua
Sesudah Pencampuran
Berwarna hijau tua dan ungu
|
|||||||||
3
|
Smith Test
Sebelum pencampuran
Sesudah pencampuran
|
Sebelum Pencampuran
Berwarna
hijau
Sesudah Pencampuran
Berwarna
hijau dan terdapat cincin yang berwarna hijau tua.
|
Sumber:
Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2013.
B.
Pembahasan
Pada gmellin’s test hasil percobaan
yang kami peroleh yaitu pada larutan asam nitrat pekat tiga tetes ditambah
empedu 2 ml yang belum diencerkan menghasilkan warna hijau
tua dan bening terdapat cincin berwarna coklat. Sedangkan pada larutan
asam nitrat pekat tiga tetes ditambah empedu 2 ml yang sudah diencerkan
menghasilkan warna coklat muda dan bening. Hal
ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011) menyatakan bahwa uji
gmellin’s test akan memberikan nilai positif apabila membentuk warna kuning,
merah, hijau, violet dan biru
Pada roesenbach modification gmellin’s
test hasil percobaan yang kami peroleh yaitu pada kertas saring yang sudah
dibasahi dengan aquadest kemudian ditetesi dengan empedu diatas kertas saring
dan ditetesi lagi larutan asam nitrat pekat 1-2 tetes maka warna yang
dihasilkan adalah warna hijau tua dan ungu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011) menyatakan bahwa uji ini
pada penyaringan berfungsi untuk mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena
kandungan empedu yang diperoleh larutan berwarna ungu.
Pada percobaan smith test hasil yang
kami dapatkan yaitu pada larutan empedu yang sudah di encerkan yang ditambahkan
dengan alkohol 0,5 % tiga tetes maka yang dihasilkan adalah warna hijau dan
terdapat cincin berwarna hijau tua.
Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati (2011), menyatakan bahwa cairan
empedu encer ditambahkan dengan larutan alcohol 0.5% melalui dinding tabung,
sehingga diperoleh cincin hijau yang merupakan cairan dari empedu.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
praktikum ini yaitu pada percobaan
ini diketahui empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin, kedua zat
warna ini merupakan pigmen empedu yang terbentuk dari eritrosit yang sudah tua menjadi
rapuh sehingga pecah dan hemoglobinnya lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah
menjadi heme dan globin. Cincin hemoglobin dibuka untuk
membentuk besi bebas
yang kemudian dibawah
tranfelin dari rantai lurus dari empat pirol yang kemudian dibentuk
menjadi pigmen empedu.
B.
Saran
Adapun saran kami dalam praktikum ini
yaitu sebaiknya praktikan harus bekerja
semua membantu dalam percobaan supaya praktikum tidak memakan waktu terlalu
banyak, seharusnya juga menggunakan empedu yang lain seperti itik, ikan dan
sebagainya supaya dapat dibandingkan. Dalam praktikum sebaiknya semua percobaan
harus dilakukan juga semua praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2012. Biologi
Hati dan Kandungan Empedu. http://medicastore.com. Diakses pada 01 Februari
2013.
Anonim.2012. Kandung
Empedu. http://www.fk.undip.ac.id. Diakses pada 01 Februari
2013.
Arjuna. 2008. Tentang Batu Empedu. http://tentang-batu-empedu-wikipedia.com.html.
Diakses tanggal 10 Februari 2013
Erika Kusmawati. 2011. Empedu. http://themaczmanchemistry.blogspot.com.
Diakses tanggal 10 Februari 2013
Hardjasasmita Pantjita. 1992. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia:
Jakarta.
Kimball John. W. 1983. Biologi
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar
Medis. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Poedjiadi Anna.
2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:
UI-Press.
Tim Dosen. 2013. Penuntun
Praktikum Biokimia. UIN: Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar