LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(Pet 2316)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah Anatomi dan Fisilogi Ternak (Pet 2316) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
OLEH :
ASRUL
NIM . 60700112042
LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(Pet 2316)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah Anatomi dan Fisilogi Ternak (Pet 2316) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
OLEH :
ASRUL
NIM . 60700112042
LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Laporan : Sebagai Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah Anatomi Dan Fisiologi Ternak Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nama : Asrul
Nim : 60700112042
Kelompok : II (Dua)
Telah
diperiksa dan disetujui oleh Koordinator
Asisten dan Asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar,
Desember 2013
Koordinator
Asisten Asisten
(Armiati
Amiluddin) (
Mifta Fitri )
NIM: 60700110009 NIM: 60700110043
Mengetahui,
Penanggung Jawab
Mata Kuliah
(
Zulkarnaim, S.Pt M.Si )
NIP:
Tanggal
Pengesahan : Desember 2013
KATA
PENGANTAR
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
Alhamdulillahirobbil’alamin,
puji syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya. Sholawat serta salam somoga tercurahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad Shalallaahu ‘alaihi Wasallam.
Laporan
kali ini adalah Laporan Praktikum Anatomi Dan Fisiologi Ternak sebagai salah
satu syarat dalam memperoleh gelar nilai dalam mata kuliah Anatomi Dan
Fisiologi Ternak. Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini, telah
melibatkan banyak pihak yang telah meluangkan waktunya memberikan bantuan, saran
serta informasi-informasinya yang penulis perlukan. Oleh karena itu saya
sampaikan terima kasih sebanyak- banyaknya.
Makassar, Desember 2013
Asrul
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang..................................................................................... 1
b.
Tujuan................................................................................................... 2
c.
Manfaat
Praktikum……………………………………………………2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
a.
Sistem
Kerangka Ternak....................................................................... 3
b.
Sistem
Perototan Ternak....................................................................... 8
BAB
II METODE PRAKTIKUM
a.
Waktu dan Tempat............................................................................... 13
b.
Alat dan Bahan..................................................................................... 13
c.
Prosedur Kerja...................................................................................... 13
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil Pengamatan................................................................................. 15
b.
Pembahasan.......................................................................................... 17
BAB
V PENUTUP
a.
Kesimpulan........................................................................................... 20
b.
Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………21
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang
mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan Histologi berasal dari kata histon, yang
artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan fungsi
yang membentuk jaringan. Jadi Histologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh.
Beberapa spesies hewan
adalah pemakan tumbuh-tumbuhan dan untuk makanannya tergantung keseluruhannya
dari tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan tersebut dinamakan Herbivora. Spesies lain makanannya hampir seluruhnya tergantung
dari daging atau hewan lainnya. Spesies itu disebut Karnivora. Spesies lainnya lagi memakan kedua-duanya,
tumbuh-tumbuhan maupun daging. Ia disebut Omnivora.
Tanpa memperhatikan kebiasaan makannya, semua hewan tergantung dari
tumbuh-tumbuhan (secara langsung atau tidak langsung) untuk sumber makanannya.
Lebih daripada itu dapatlah kita katakan bahwa semua kehidupan hewan tergantung
secara tidak langsung dari matahari dan makanannya, karena melalui pengaruh
sinar matahari dan hijau daun tumbuh-tumbuhan mengubah unsur-unsur dari udara
dan tanah ke dalam zat-zat makanan yang nantinya dapat digunakan sebagai
makanannya. Jadi dengan tidak adanya energi dari matahari tidak akan ada
makanan untuk tumbuh-tumbuhan dan manusia.
Hewan tidak menggunakan
semua zat-zat makanan tumbuh-tumbuhan bagi berbagai proses tumbuh tepat seperti
yang diperolehnya dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar zat-zat makanan kompleks
perlu dirombak (dicerna) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sebelum
zat-zat makanan tersebut dapat diserap dan digunakan. Spesies hewan yang
berbeda-beda mempunyai saluran pencernaan yang disesuaikan terhadap penggunaan
jenis makanan paling efisien yang mereka makan. Jadi Herbivora berbeda dengan Karnivora
dan Omnivora dalam anatomi dan
fisiologi sistem pencernaan.
Oleh karena itu
dilakukan percobaan ini supaya mahasiswa dapat mengetahui letak, struktur
beserta fungsi dari masing-masing Osteologi
dan Histologi pada hewan ternak
secara Anatomi.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah
untu mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada Vertebrata serta fungsinya, mengetahui
letak otot pada hewan ternak secara Anatomi,
mengetahui bagian dari sistem dan mengetahui bentuk dan letak dari
tulang-tulang atau sistem rangka ternak.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum yang telah dilaksanakan
adalah dapat mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada Vertebrata serta fungsinya, dapat
mengetahui letak otot pada hewan ternak secara Anatomi, dapat mengetahui bagian dari sistem dan dapat mengetahui
bentuk dan letak dari tulang-tulang atau sistem rangka ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Kerangka Ternak
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang kerangka (Skeleton). Osteologi berasal dari kata Os dari bahasa latin dan Osteon dari bahasa yunani yang artinya
adalah tulang. Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu
yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa Embrional.
Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola bangunan tubuh suatu
individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang.
Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut
dengan Kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (Cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat) (Lesty, 2011).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: Eksternal,
Internal, dan basis cairan (Rangka
Hidrostatik), walaupun sistem rangka Hidrostatik dapat pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya
struktur penunjang (Nanda, 2012).
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai
tumbuh dan berkembang sejak masa Embrional. Sistem tulang merupakan
salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm pola bangunan tubuh
suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan
tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang
disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang
rawan (Cartilago) dan pita pengikat (Ligament) (Lesty, 2011).
Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras
biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi
tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui Intramembranous ossification
yang mana tulang leper terbentuk atau melalui Endochondra formation seperti
pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri dari pada sel-sel dalam Matriks interselular
dipanggil Osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan
2/3 bahan tak organik (Soeparno, 2009).
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan
sambungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat
tulang membran dan kadang-kadang terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang
yang terkena sebagai Assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah Patelia
(tulang tempurung lutut) dan Kemin (tulang mata kaki). Tulang tempurung
kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang
yang bersenyawa pada bagian Sutura. Bagian Fasial terdapat Nostril
di sebelah Dorsal dan sepasang Orbita, sebagai tempat biji mata
dan di sebelah Ventral terdapat Plat dengan tepi tulang rahang
atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar Orbita terdapat Archus
Zygomaticus (Frandson, 1993).
Menurut Hunter (1995) yang menyatakan bahwa, tulang rangka mempunyai fungsi
yaitu sebagai berikut:
1. Menyokong badan (membenarkan
pergerakan normal hanya pada kawasan tertentu saja).
2. Melindungi struktur-struktur
dalaman badan, contohnya otak dilindungi oleh tengkorak, jantung dan paru-paru
dilindungi oleh tulang rusuk.
3. Menghasilkan sel darah merah dalam
sum-sum tulang dan menyimpan bahan mineral kalsium dan Fosforus.
4. Bertindak sebagai organ Hemopoietik.
Sistem Skeleton dibagi menjadi 3 yaitu Skeleton aksial adalah
Skeleton yang terletak dibagian Median badan. Tulang-tulang Skeleton
ini terdiri dari tengkorak (Skull), tulang rusuk (Rib), tulang Vertebra
dan tulang Sternum. Tulang-tulang Skeleton ini tidak berpasangan
kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang
tidak). Skeleton apendikular adalah Skeleton yang bersambung
dengan Skeleton aksial (melalui dua struktur tulang bahu dan
tulang Pelvik). Tulang-tulang Skeleton ini terdiri dari
tulang-tulang kaki (Apendej). Skeleton splanknik yang
terdiri dari tulang yang terbina dari Tisu visera atau organ lembut,
contohnya Os penis anjing, Os cordis
lembu (tulang dalam jantung) dan gelang Skelera dalam mata burung
(Anonim, 2012).
Pada Vertebrata, Skeleton tersusun atas Kartilago,
tukang dan kombinasi keduanya. Skeleton
mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai pengungkit, dan memperkuat penyokong,
gerak dan prehensi selai itu sebagai pelindung, memberikan kekekrasan dan
bentuk pada tubuh, berperan sebagai pengungkit, cadangan mineral dan memberikan
fasilitas untuk pembentukan darah. Hewan Vertebrata ada yang mempunyai rangka luar (Eksoskeleton) dan ada pula rangka dalam (Endoskeleton). Rangka luar berupa sisik yang terdapat pada Pisces, sedangkan rangka berupa tulang terdapat
pada semua Vertebrata. Kerangka
dari berbagai jenis hewan memiliki ruas yang tidak sama misalnya kuda 205
ruas tulang, manusia 206 ruas tulang, sapi 191-193 ruas tulang dan ayam tidak melebihi
dari 160 ruas tulang. Perbedaan ruas tulang pada berbagai jenis hewan ini
karena adanya peyesuaian pola dasar dari jenis-jenis hewan tersebut yang
diserasikan dengan perkembangan Phylogenikny. Dari
segi bentuk, tulang dapat dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan
tulang pendek. Menurut letaknya tulang dibagi menjadi dua, yaitu tulang
tengkorak dan rangka badan. Itulah sebabnya kita perlu mempelajari mata kuliah
anatomi suatu ternak, karena tulang atau kerangka adalah penopang tubuh
vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh seseorang tidak dapat berdiri atau tegak
secara sempurna (Edipermadi, 2012).
Itik memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang
padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini
memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi
unggas air. Tulang punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang
punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan
terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap
(Akoso, 1993).
Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat
pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan
yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas
melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak
lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua belas persen struktur
tulang pada itik adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu
jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama
dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk
pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade,
1991).
Columna vertebralis merupakan bagian dari Skeleton Axial yang
melindungi Corda spinalis. Pada kebanyakan Cordata, tersusun oleh
struktur Skeletal bersegmen yaitu Vertebrae dan merupakan
kesatuan antara Spinalis dan Columna. Perluasan dasar
tulang-tulang tengkorak ke arah Posterior sampai ke arah ekor. Columna
vertebralis mempunyai (memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh,
selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada
otot (Edipermadi, 2012).
Sternum (Apparatus sternal) berbentuk seperti pisau belati. Terdiri dari
tiga bagian, yaitu hulu (Manubrum), badan (Sternum) dan taju
pedang (Prosessus Xiphoid). Manubrium bersambungan dengan Klavikula
dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang
rusuk berikutnya (Ernawati, 2011).
Tulang rusuk sejati (Costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung
pada tulang dada, tulang rusuk palsu (Costae spurea) ada 5 pasang, yaitu
3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang
rusuk melayang (Costae fluctantes) (Edipermadi, 2012).
B. Sistem Perototan Ternak
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan Konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk
memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan
oleh tubuh makhluk Vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot
memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan
gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang
berkontraksi untuk mempertahankan otot (Soeparno, 2009).
Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia
yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak. Unggas dan seperti
halnya mamalia memiliki tiga jenis otot yaitu otot polos, otot jantung, dan
otot rangka. Otot polos adalah otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol
misalnya saluran pencernaan. Otot polos juga ditemukan di dalam pembuluh darah
usus dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot polos tampak
tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar
dan lapisan sebelah luar sel otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel.
Ciri-ciri otot polos sel-sel berbentuk Spidal, inti di tengah,
serabut-serabut Retikuler transversal menghubungkan sel-sel otot
berdekatan dan membentuk suatu kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional.
Fungsi otot polos yaitu mengontrol segala aktivitas motor (gerak) alat dalam (Visceral)
dan mengelola tekan darah di seluruh tubuh (Lesty, 2011).
Otot jantung merupakan otot yang
membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat
diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada faktor luar (Ekstrinsik).
Otot jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot Atrial, otot Ventricular,
dan serabut otot Purkinje. Bentuk otot Atrial dan otot Vetrikular
kontraksinya sama seperti otot Skelet karena mengandung Syncytium.
Sedangkan serabut otot Purkinje kontraksinya sangat lemah karena hanya
mengandung sedikit Elemen kontraktil. Kontraksi otot jantung adalah
ritmik dan terus menerus, karena jantung mempunyai Centrum otomasi.
Ciri-ciri otot jantung adalah adanya cakram Intercalated (Intercalated
disk) yang berfungsinya sebagai penyusun organ jantung (Edipermadi, 2012).
Otot rangka merupakan otot yang
membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak
sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama lainnya. Intinya
berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut tepat di bawah
Sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung keping-keping
gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap Myofibril letaknya pada
ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat
kendur yang disebut Endomisium. Ciri-ciri dari otot rangka yaitu selnya
berbentuk serabut, inti terletak di bawah permukaan sel dengan arah aksis
panjang serabut-serabut otot, membran sel otot disebut Sarkolema,
lapisan permukaannya menyatu membentuk tendon dan dipersarafi oleh satu ujung
syaraf terletak pada bagian tengah serat (Anonim, 2012).
Menurut (Fradson, 1993) sejumlah besar otot dengan ukuran, bentuk dan
struktur Internal yang berbeda, merupakan penyusun rangka tubuh makhluk
hidup. Struktur dari otot-otot Strip mengikuti skema organisasi secara
umum:
1. Kumpulan dari serat-serat otot yang
bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak.
2. Organisasi dari jaringan ikat ini
memungkinkan untuk membedakan kelompok serat-serat Muskuler menjadi
kelompok pertama, kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok
empat.
3. Pada otot besar, kelompok tingkat Superior
akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat yang lebih rendah (Inferior).
Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat Reologik daging sangat
tergantung pada kedua komponen tersebut yaitu serat Muskuler dan
jaringan ikat. Kontraksi pada otot melibatkan sel syaraf (syaraf Motorik/Afferent)
sebagai rangkaian yang akan mengirimkan pesan dari Afektor atau
rangsangan terjadi dalam bentuk aksi potensial ke syaraf pusat dan kembali
melalui syaraf Efferent ke pusat reaksi (Kontraksi/Efektor). Aksi
potensial yang sampai pada ujung axon sel syaraf menyebabkan terlepasnya
NAC (Neurotransmiter Asetil Cholin). Neurotranmiter ini
akan menempel pada Reseptor pada membran sel otot dan kanal Na+ dan
K+ terbuka, sehingga Ion natrium masuk, terjadi Depolarisasi
dimana proses terjadinya aksi Potensial dimulai (Soeparno, 2009).
|
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai
fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat
dengan fungsinya. Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara
otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan kealotan daging. Otot-otot yang
berasosiasi dengan tulang yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang,
sering disebut otot Skeletal (Soeparno,
1994).
Jaringan otot itik merupakan satu kesatuan kelompok organ
yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos,
otot jantung, dan otot rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah,
usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka
melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah
perintah seperti otot dada, paha, dan kaki (Anonim, 2013).
Otot Skeletal
adalah yang paling penting bagi ternak unggas meskipun terdapat otot polos pada
usus dan otot kardiak pada jantung. Dada merupakan otot Skeletal terbesar karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada
bangsa itik liar. Otot ini telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli
pemuliaan spesies-spesies domestik. Itik memiliki otot merah dan putih, yang
dapat disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan kandungan
Myoglobin pada otot merah. Myoglobin adalah pigmen merah yang
membawa oksigen pada otot itik (Blakely and Bade, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya praktikum adalah
Hari/Tanggal :
Sabtu, 14 Desember 2013
Pukul
: 11.30-14.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sanin dan Teknologi, Universaitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
B.
Alat Dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah ember,
nampan dan peralatan bedah.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
kambing 1 ekor, lap tangan, dan air.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum
yang telah dilaksanakan adalah
1.
Menyiapkan seekor kambing yang telah
disembeli terlebih dahulu dan dikuliti.
2.
Mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari Dosen/asisten mengenai nama-nama otot pada ternak kambing.
3.
Mengetahui nama-nama otot pada
ternak dengan dapat menyebutkan satu persatu otot yang ditunjukkan.
4.
Memberikan label pada setiap otot
ternak kambing.
5.
Menggambar/mengambil foto dari
setiap otot yang telah diberi label.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Sistem Kerangka Ternak (Oesteology)
Sumber:
Gambar sistem kerangka ternak kambing (Anonim, 2013).
2. Sistem
Perototan Ternak (Histology)
a. Gambar
Asli
Gambar 1: Sistem Perototan Ternak
Kambing (hasil praktek 2013).
Sumber : Sistem Perototan Ternak Kambing (hasil
praktek 2013)
b.
Gambar Literatur
Sumber:
Gambar sistem perototan ternak (Anonim, 2013).
Keterangan
:
1. Plexus barcialis 12. M. pectoralis
profundus
2. M. latissimus dorsi 13. M. scalenus dorsalis
3. Membri toracici 14. M. pectorals
superficiales/
4.M. trapezius/pars
cervicalis 15 M. Pectoralis
transversus
5. M. Rhomboideus
thoracis
6. M. Serratus
ventralis thoracis
7. M. Serratus
ventralis caudalis
8. M. Retcactor costae
9. M. Latissimus dorsi
10.
Fascia
M. obliauss externus abdominis
11.
M.
oblignus externus abdominis
|
B.
Pembahasan
Sistem otot adalah suatu jalinan
jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang
lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan Konektif dalam tubuh yang tugas
utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian
tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk Vertebrata
hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan
membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
Jaringan otot kambing
merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada
3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos
dijumpai di dalam pembuluh darah, usus, dan organ lain yang tidak berada di
bawah perintah otak. Otot rangka melekat pada tulang dan bertanggung jawab
terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot dada, paha, dan kaki.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel
otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut
disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat
berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat
memanjang dan memendek.
Otot memiliki
fungsi sama halnya dengan kerangka. Fungsi otot yaitu pada ternak kambing
adalah sebagai berikut ini:
1. Otot
memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan
gaya gravitasi.
2. Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia
yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak.
Didalam
tubuh hewan termasuk kambing terdapat lebih dari 600 otot berbeda dalam hal
bentuk, ukuran dan aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam hubunganya dengan
tulang, tulang rawan atau Ligamentum
dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam hal hubunganmya dengan
jaringan-jaringan lain.
Otot
hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi Fisiologis telah terhenti.Otot merupakan
komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, Epitelial, jaringan saraf, pembuluh
darah dan lemak, jadi daging tidak sama dengan otot.
Pernyataan
ini tidak sesuai dengan Toras (2012) yang mengemukakan bahwa Apabila otot terletak disisi yang
berlawanan, maka otot tersebut akan berfungsi sebagai Ekstensor. Otot Biseps brakii,
yang terdapat pada Ekstrenitas anterior,
berperan dalam pembengkakan siku kearah depan. otot Trisep brakil (biasanya hanya disebut Triseps) yang terletak di belakang siku, mempunyai Origo pada Scapula dan Humerus serta
Insersio pada Ulna, jadi Trisep
merupakan Ekstensor pada siku.
Otot-otot yang cenderung menarik Ekstremitas ke arah bidang Median, diklasifikasikan sebagai otot Aduktor.Sedangkan otot yang menggerakkan
Ekstrenitas cenderung menjauhi bidang
Median diklasifikasikan sebagai otot Abduktor.Otot Gastroknemius (otot besar pada betis) merupakan Otot Fleksoruntuk persendian lutut dan Ekstensor bagi persendian hock.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Sistem perototatan terbagi atas tiga tipe
otot yaitu, otot polos (otot involunter, viresal bukan serang lintang), otot seran lintang involunter, tidak dipengaruhi kehendak
(otot jantung) dan seran lintang volunter
(otot skeletal).
Sistem otot
adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan dengan yang lainnya.Otot mempunyai tugas utama yaitu berkontraksi,
kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi
dalam tubuh.Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot
yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu
mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Dengan adanya fibril
serta pola susunannya maka otot dibedakan menurut morfologinya yaitu
otot polos ( Smooth muscle), otot serat melintang (Striated muscle)
dan otot jantung (Cardiac muscle).
B.
Saran
Adapu saran yang dapat
disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya dalam praktikum menggunakan
juga hewan ternak non ruminansia supaya dapat dibandingkan/bedakan antara organ
pencernaan ternak ruminansi dengan non ruminansia, dalam praktikum juga harus
memerlukan waktu 1 hari full buat 1 kelas agar tidak tergesah-gesah dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Anatomi dan
Fisiologi Ternak. http:// laporanku ahmadmuja hidin 6133
.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-ternak-sistem .html. diakses
pada tanggal 13 Desember 2013.
Abu bakar , 1994 .Pertemuan Ilmiah hasil penelitian peternakan.Bandung
: Balai pustaka
Akoso, Budi Tri. 1993.
Manual Kesehatan Unggas. Kanisius, Yogyakarta
Edi, Permadi. 2012. Makalah
Anatomi Histologi. http:// edypermadi.wordpress.
com/2012/06/15/makalah-anatomi-histologi/. Diakses pada tanggal 13 Desember
2013.
Ernawati, Djaya. 2011. Sistem
Otot Pada Hewan. http://renaex. blogspot.
com/2011/10/sistem-otot-pada-hewan.html diakses pada tanggal 13 Desember 2013.
Franson , R.D . 1993 . Anatomi
dan Fisiologi Ternak . Gadjah Mada University press: Yogyakarta.
Hunter. 1995. Fisiologi dan
Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik. ITB: Bandung.
Lesty, Adinisa. 2011. Jaringan
Otot Pada Hewan. http://lestyadinisa.blogspot.
com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html. Diakses pada tanggal 13
Desember 2013.
Nanda, Fafet. 2012. Anatomi
dan Fisiologi Ternak. http://nandafapet.blogspot.
com/2012/02/anatomi-dan-fisiologi-ternak-nursholeh.html. Diakses 13 Desember
2013.
Saleh , Eniza .2004. Anatomi pada Tulang .Jakarta:Pustaka Windo. http://www osteology.blogspot.com. Iakses pada tanggal 13 Desember 2013.
Soeparno. 2009. Ilmu dan
Teknologi Daging. Gadjah Mada University Pres: Yogyakarta.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar