LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
NUTRISI DASAR
“KARBOHIDRAT”
Disusun oleh:
Nama : ASRUL
Nim : 60700112042
Kelompok:
IV (Empat)
Jurusan : ILMU PETERNAKAN
Asisten : AHMAD MIQDAD NAFI
LABORATORIUM
PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karbohidrat sangat akrab
dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber energi utama manusia.
Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung,
gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Karbohidrat adalah
polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selian itu, ia
juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu
membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari
karbon. Karbohidrat, berdasarkan massa,
merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris
karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada
juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu
deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat terdiri atas
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara
hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh
karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum
karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa
(5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalamilmugizi. Lebih lazimnya dikenal sebagai gula.
Kedudukan karbohidrat
sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai
sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah
penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan
energi.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Untuk
mengetahui pengaruh asam kuat terhadap karbohidrat yang diberi larutan alfa
naftol dalam alkohol 95 %.
2. Untuk
mengetahui adanya sifat mereduksi dari karbohidrat yang mengandung gugus
aldehid dan keton dalam larutan alkalis dan asam lemah terhadap Cu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama
bahan organik, dan ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan.
Sel tumbuhan paling banyak mengandung karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu
karbohidrat selulosa. Karbohidrat juga merupakan komponen gizi utama bahan
makanan yang berenergi lebih tinggi dari biomolekul lain. Satu makromolekul
karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi
lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi
lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi
misalnya mengubah karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk
menghasilkan energi (Hawab, HM:2004).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum
senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris
mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe
karbohidrat ialah ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida,
oligosakarida dan polisakarida (Fessenden:1990).
Menurut (Fessenden:1990) Berdasarkan sifat-sifatnya
terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida
yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau
lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan
molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun
polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur
dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam
sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara
campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai
sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji
Molish (Fessenden:1990).
Monosakarida adalah monomer
gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus
karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan
menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida
yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa
pengoksidasi seperti: ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada
reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi
reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi.
Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif.
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer
gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan
"gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,.
Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar
tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sumardjo Damin:2006).
Karbohidrat merupakan
senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai
tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer,
trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang
mengandung gugus aldehid disebut aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus
keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan
monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden:1990).
Karbohidrat adalah
polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu, ia
juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para
ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat
adalah hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta
reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup
lainnya (Anonim:2013).
Karbohidrat yang tidak
bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan
disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan
lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung
grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka
glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak
ditemui pada buah dan berkombinasi
dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison:1983).
Banyak tes digunakan untuk
mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah pengujian paling umum
untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk mengalami
dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5
hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam
karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula
yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat
menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural
dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol
menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari
dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam
karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed
untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion
kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri
oksida lebih cepat dibanding disakarida
(Eaton:1980).
Keberadaan karbohidrat
dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas, alkohol
naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion
kupriCu2+
direduksi menjadi Cu2O
dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+
selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam
uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah. Secara praktek, dapat
terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam lemah
daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa. Pada
larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding
aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan
warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan resolsinol
menyediakan bukti bahwa aldosa dan
ketosa murni terdapat pada gula (Clark:1964).
Uji Selliwanoff digunakan
untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada penyusun
keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa,
sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas
jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi
Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan adalah resosinol dan asam hidrocloric (Anonim:2013)
Kadar gula penyusun madu
menurut SII selama ini ditentukan berdasarkan total gula pereduksi sehingga
belum bisa diketahui kadar masing- masing gula penyusun madu tersebut. Madu
mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dan fruktosa dengam
metode KCKT terhadap dua jenis madu dari jenis bunga yang berbeda. Kondisi
operasional KCKT diatur pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1 mL/menit,
menggunakan kolom metacarb 87C dan eluen air deionisasi. Deteksi dilakukan
dengan menggunakan detektor indeks bias, dimana glukosa dan fruktosa dipisahkan
pada waktu retensi masing-masing sekitar 6 dan 7 menit. Prosedur
tersebut digunakan untuk penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada sampel madu
yaitu madu randu dan madu kelengkeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
glukosa pada madu randu adalah sebesar 27,13 % dan pada madu kelengkeng sebesar
28,09 %. Kadar fruktosa pada madu randu sebesar 40,99 % dan pada madu
kelengkeng sebesar 40,03 %. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing sampel yang
diteliti memiliki kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu
madu nasional dimana kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total
adalah minimal 60%. Kadar gula pereduksi total pada madu randu adalah sebesar
68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar 68,12% (Ratnayani:2008).
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi gelatin terhadap tekstur permen
jelly rumput laut dan mengetahui pengaruh perbandingan pemanis (sukrosa,
glukosa dan fruktosa) terhadap mutu organoleptik, sifat fisik dan kimia permen
jelly rumput laut (Eucheuma cottonii). Perlakuan gelatin
yang digunakan 5%, 7,5% ,10% dan control (0%) kemudian dilakukan uji
organoleptik, tekstur, warna dan penampakan produk keseluruhan. Sedangkan untuk
perlakuan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa) dengan total
pemanis 16% pada setiap perlakuan adalah penambahan sukrosa (A1), penambahan
sirup glukosa dan sukrosa (A2), penambahan HFS dan sirup glukosa (A3),
penambahan HFS dan sukrosa (A4), penambahan sirup glukosa, HFS dan sukrosa
(A5). Hasil yang didapat bahwa konsentrasi gelatin 0% pada permen jelly paling
disukai oleh konsumen. Sedangkan mutu permen jelly rumput laut yang tebaik
dengan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) terdapat pada
perlakuan penambahan perbandingan pemanis sirup glukosa dan sukrosa yang
memiliki kandungan kadar air 19,165%, kadar abu 0,305%, kadar lemak 1,16%,
karbohidrat 76,31%, protein 2,625%, kadar serat kasar 3,806%, total gula
35,915%, pH 5,1 serta total kapang
dan khamir 0,5x101 koloni/g (Waryat:2006).
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar gula dan vitamin C serta berapa hari penyimpanan sebaiknya dilakukan. Percobaan meliputi
4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah penyimpanan yaitu 0
hari ( kontrol ), 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Parameter yang diamati adalah
kadar gula, kadar vitamin C dan susut berat buah. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila ada beda nyata dipaki uji lanjut Duncan
pada taraf significan 5 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa kadar gula
buah Jeruk Siam pada penyimapanan 5 dan 10 hari mengalami kenaikan dibanding
kontrol. Pada penyimapanan 15 hari kadar gula mulai menurun dibandingkan
penyimpanan 5 dan 10 hari namun sama dengan kadar gula kontrol. Kadar vitamin C
pada penyimapanan 5 hari tidak mengalami perubahan dibandingkan kontrol namun
mulai terjadi penurunan pada penyimpanan 10 dan 15 hari (Helmiyesi:2008).
karbohidrat merupakan
produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke
dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis
biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat
juga dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan
derivatnya. Suatu karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen
karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O)
jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal. Dalam alam,
karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein (Fessenden:1990).
C6H12O6 ——> 2C2H5OH +
2CO2 + energi Beberapa
turunan karbohidrat yang penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa.
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah
karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi
kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum,
selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat
pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa (Hawab, HM:2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya
praktikum ini adalah:
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2013
Pukul : 10.00-12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Ilmu
Peternakan, Universitas Islam Neger (UIN) Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B.
Alat
Dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah bunsen, gegep, korek api, pipet, rak tabung dan tabung reaksi.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah felin A dan B, glukosa, H2SO4,
minyak bimoli, minyak kelapa, minyak zaitun, pati 5
%, reagens benedict dan reagens molisch.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Percobaan test Molisch
a.
Menyiapkan 5 tabung dan
bahan-bahan yang lainnya.
b.
Setiap tabung diisi
setiap semua bahan seperti minyak, pati dan glukosa.
c.
Kemudian berikan setiap
tabung 3 tetes cairan melisch dan mengamati perubahan yang terjadi.
d.
Mencuci bersih semua
alat dan ulang kembali prosedur a dan b.
e.
Mencampurkan/meneteskan
H2SO4
ke dalam semua tabung sebanyak 3 tetes dan mengamati
perubahannya.
2.
Percobaan test Fehling
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
b.
Memeasukkan 2 ml
larutan fehling A dan B ke dalam masing-masing 5 tabung reaksi.
c.
Memasukkan 2 ml larutan
pati 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
d.
Memasukkan 2 ml larutan
glukosa 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
e.
Memasukkan 2 ml larutan
minyak zaitu 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
f.
Memasukkan 2 ml larutan
minyak kelapa 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
g.
Memasukkan 2 ml larutan
minyak bimoli 5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
h.
Memanaskan
masing-masing tabung reaksi menggunakan penjepit diatas pembakar bunsen selama
2 menit.
3.
Percobaan test Benedict
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
b.
Setiap tabung diberi 4
ml larutan reagens benedict ke dalam tabung reaksi.
c.
Tabung reaksi tersebut.
Untuk tabung minyak diisi 6 tetes setiap tabungnya, kecuali tabung pati dan
glukosa jumlahnya berbeda.
d.
Dilakukan pembakaran.
e.
Mengamati perubahannya
4.
Perconaan test
Hidrolisa Karbohidrat
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
b.
Mengambil larutan pati
5 % sebanyak 3 ml.
c.
Menambahkan 5 tetes
larutan H2SO4
pekat.
d.
Mencampurkan ke-2
larutan ke dalam 1 tabung reaksi.
e.
Memanaskan larutan
diatas pembakar bunsen selama ± 10 menit.
f.
Mengamati perubahan
larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai beriukut:
1. Percobaan
test Molisch
Cairan
Molisch
|
H2SO4
|
1.
Minyak kelapa
Coklat banyak
cincin
Gelembung-gelembung
Besar Dibawah sekali
|
Hitam
Coklat muda
Hitam pekat
Kuning keruh
|
2. Minyak Zaitun
Coklat
sedikit
Gelembung kecil
|
Gelembung kecil
Merah tua
Orange
|
3. Glukosa
Bintik-bintik kecoklatan
Coklat muda
Bintik kecoklatan
|
Hitam pekat
|
4. Minyak kelapa
Berwarna
kuning
tua diatas
Warna kuning muda di
bawah
|
Hitam
Coklatmuda
Hitam
Bening keruh
|
5. Pati
Coklat muda
(menggumpal)
Bening
|
Coklat
Hitam
Merah meram
|
Sumber: Hasil
Pengamatan Di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin
Makassar.
2. Percobaan
test Fehling
Sebelum
dipanaskan
|
Sesudah
dipanaskan
|
1. Minyak bimoli
Kuning
Biru
|
Kuning gumpalan
Gelembung
Biru
|
2. Minyak zaitun
Bening
Biru
|
Bening
Biru
Endapan
|
3. Pati
Putih
keruh
|
Biru
|
4. Glukosa
Biru
|
Biru
Endapan
|
5. Minyak kelapa
Kuning pucat
Biru
|
Kunign bening
Gelembung
Biru
|
Sumber:
Hasil Pengamatan Di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
3. Percobaan
test Benedict
Sebelum
dipanaskan
|
Sesudah dipanaskan
|
||||||
1. Benedict +
pati 5 %
Biru
cincin
Putih
biru
|
Cincin kuning
Cairan warna coklat
Coklat
|
||||||
2. Glukosa 2% +
Benedict
Biru
Cincin
Putih
Biru
|
Cincin
bening coklat
Cairan bening
Merah bata
|
||||||
3.
Minyak bimoli
+ Benedict
Biru
Cincin kuning di bawah
Biru diatas
Biru
|
Cincin biru tua
pekat
Cairan kuning
bening
Biru tua
|
||||||
4. Minyak kelapa
+ Benedict
Biru
Cincin warna kuning di bawah
biru diatas
Biru
|
Cairan biru tua pekat
Cairan bening gelembung
Biru tua
|
||||||
5. Minyak zaitu
Cincin
kuning dibawah
Biru diatas
Biru
|
Cincin biru tua pekat
Cairan kuning bening
Biru tua
|
Sumber: Hasil Pengamatan Di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains
Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(Uin) Alauddin Makassar.
4. Perconaan
test Hidrolisa Karbohidrat
Sebelum
dicampur
|
Sesudah
dicampur
|
Sesudah
dipanaskan
|
|||||||||
1. Pati
keruh
|
2. Pati
+ H2SO4
keruh
cincin
bening
|
Bening
|
Sumber: Hasil Pengamatan Di Laboratorium Ilmu
Peternakan, Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
B. Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan
oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik
yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon,
hidrogen,
dan oksigen.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati
pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa
pada tumbuhan, kitin
pada hewan
dan jamur).
Pada proses fotosintesis,
tetumbuhan hijau
mengubah karbon
dioksida menjadi karbohidrat.
Pada
praktikum ini menggunakan 4 percobaan/pengujian diantaranya percobaan test
molisch, percobaan test fehling, percobaan test benedict dan percobaan test
hidrolisa karbohidrat.
Pengujian
test molisch menggunakan 2 larutan yaitu ciran molisch dan H2SO4,
dan 5 bahan yang diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun, glukosa, minyak
bimoli dan pati. Pada pengujian ini menggunakan alat berupa tabung reaksi yang
diisi masing-masing cairan yang berbeda dengan mencampurkannya. Dalam 5 tabung
reaksi diisi 5 cairan yang berbeda dan masing-masing cairan ditambah 3 tetes
larutan molisch dan kemudian diulang kembali pengujian dengan menggunakan
cairan yang sama tetapi yang ditambahkan bukan lagi larutan molisch tapi larutan
H2SO4
maka hasil yang didapat dalam pengujian ini yaitu
seperti yang tertera pada tabel pengamatan. Dibandingkan dengan literatur yang
menyatakan bahwa Dalam pengujian pengaruh asam pada uji molisch pada glukosa
terbentuk cincin ungu, pada selulosa terbentuk cincin ungu tapi tidak jelas,
sedangkan pada pati cincin ungu terlihat jelas dan pada fulfular terbentuk
cincin ungu yang jelas. Cincin ungu terbentuk akibat glukosa yang terhidrasi
menjadi fulfular dan bereaksi dengan molisch dan H2SO4. Fulfular padat paling
cepat membentuk cincin ungu karena tidak perlu melalui hidrolisis. Pada
pengujian ini tidak sesuai dengan literatur dari segi warna yang dihasilkan.
Pengujian
test fehling menggunakan 5 larutan diantaranya pati, glukosa, minyak kelapa,
minyak zaitun dan minyak bimoli dengan menggunakan 5 tabung reaksi pula. Pada
pengujian ini yang diamati sebelum dipanaskan dan sesudah dipanankan, pengujian
sebelum dipanaskan tabung reaksi diisi cairan yaitu 1 tabung reaksi 1 cairan
dan begitu seterusnya. Hasil yang didapat pada saat sebelum dipanaskan putih,
kuning dan biru intuk semua cairan, dan yang sesudah dipanaskan hasilnya ialah
hampir sama tetapi yang sudah dipanskan terdapat endapan dan gelembung untuk
semua cairan/tabung reaksi. Pada literatur mengatakan bahwa Uji molisch adalah
suatu uji uuntuk menentukan ada tidaknyakarbohidrat, tes ini bias dilakukan
untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi positif akan
memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan
sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk fulfural dan turunanya yang
kemudian diperkirakan dapat untuk membentukproduk yang bewarna, pada produk
amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah karbohidrat yang ditandai
dengan adanya cincin yang bewarna ungu. Ternyata setelah dibandingkan literatur
dengan pengujian di laboratorium hasilnya tidak sama karna literatur warnanya
ungu sedangkan pada saat praktek putih, biru dan kuning.
Pengujian
tes medict menggunakan 5 cairan diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun,
minyak bimoli, pati dan glukosa masing-masing ditambahkan dengan larutan
benedict dan menggunakan 5 tabung raksi. Pada pengujian ini menggunakan 2 tahap
pengamatan yaitu sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan. Pengujian ini semua
cairan ditambah larutan benedict, kemudian diamati sebelum dipanskan dan
hasilnya warna cairan biru dan cincinnya rata-rata berwarna kuning dibawah biru
diatas, dan setelah dipanaskan hasilnya warna cokla merah bata dan biru tua dan
cincinnya berwarna kuning, coklat dan biru tua. Pada literatur mengatakan bahwa
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa
yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) pada masing-masing
tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan
endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini
karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion
Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O).
Sedangkan pada sampel amilum dan selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling
(Fehling A + Fehling B) dan kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru
dengan sedikit endapan merah bata.
Pada pengujian test
hidrolisa karbohidrat menggunakan 1 tabung raksi dan 2 larutan yang berupa H2SO4 dan pati. Pada pengujian ini 2 larutan
dicampur pada 1 tabung reaksi dan dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang
terjadi, pengujian ini menggunakan 3 tahap pengamatan yaitu cairan pati sebelum
di campur H2SO4, sesudah dicampur dan dipanaskan. Perubahan yang terjadi sebelum
dicampur warnanya keruh, sesudah dicampur keruh diatas dan bening di bawah dan
setelah dipanaskan maka warnanya bening. Pada literatur mengatakan bahwa Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus
aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh
karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki
gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa
dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Pada
literatur dan pengujian di laboratoriun tidak sesuai karna berbeda cairan yang
digunakan berbeda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktikum yang dilaksanakan adalah
1. Pengaruh
suatu asam kuat maka karbohidrat diubah menjadi suatu fulfural atau derivatnya,
yang kemudian berkondensasi dengan alfa naftol yang menghasilkan suatu senyawa
yang berwarna ungu (bentuk cincin).
2. Semua
karbohidrat yang mengandung gugus aldehid atau keton bebes cepat mereduksi
suatu oksidator dalam larutan alkalis dan asam lemah. Setelah oksidator
direduksi maka akan mengalami perubahan warna.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada
praktikum ini adalah untuk praktikum selanjutnya diharapkan semua praktikan
harus bekerja dan jangan cuman satu atau dua orang saja karena dapat
memperlambat jalannya suatu praktikum dan supaya semua praktikan juga biasa
mengerti tentang pengamatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply
multiplycontent.com. Diakses tanggal 24 November 2013
Anonim2. 2010. Seliwanof f’s
Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses tanggal 24 November
2013
Clark,John M. 1964. Experimental
Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso
Eaton,David C. 1980. The World of
Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hawab, HM.
2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
Helmiyesi. 2008. Pengaruh Lama
Penyimpanan Terhadap Kadar Gula
dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis
var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013
Poedjiyadi,
Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta : UI-Press
Morrison, Robert Thornton. 1983.
Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.
Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa
pada Madu Randu
dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair
Kinerja
Tinggi.ejournal.unud.ac.id. Diakses pada tanggal 23
November 2013
Sumardjo Damin.
2006. Pengantar Kimia Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC
Waryat. 2006. Perbandingan
Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)
Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma
cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013
tawwa na unggah mi sedeng
BalasHapus