LAPORAN
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
TERNAK
“PENGENALAN
ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI”
Disusun oleh:
Nama : ASRUL
Nim : 60700112042
Kelompok : I (satu)
Jurusan : ILMU PETERNAKAN
Asisten : HIKMAWATI
LABORATORIUM
PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi
Ternak, yang berjudul “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi” disusun
oleh:
Nama :
Asrul
Nim : 60700112042
Kelompok : I (satu)
Jurusan : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh
asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan
lengkap.
Gowa, 28
Juni 2013
Koordinator
Asisten Asisten
( Andy, S.Pt ) ( Hikmawati )
Nip:19811006
200910 1 001
Nim:60700109015
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Amriana
Hifizah, S.Pt., M.Anim.st)
Nip: 19761214 200604 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut
mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat
kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop.
Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting,
misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga
dapat diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk
menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga
penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan
sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika
jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau
menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi dalam fermentasi
makanan dan minuman, pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah
komponen-komponen di dalam bahan pangan tersebut menjadi produk-produk yang
diinginkan (Dwidjoseputro, 2003).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi
seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada dalam laboratorium.
Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang
digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama
dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu
berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan
pipet volumetrik, labu ukur (tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter,
gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan
kawat asbes dan rak tabung (Day & Underwood, 1998).
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetehui alat-alat
dalam praktikum mikrobiologi beserta fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam
mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara –
cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium
untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu
diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara
penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan
dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat – alat yang digunakan
dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman,
bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau
teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan
memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Laboratorium, seperti
layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan dan
keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola
laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan
dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian
baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium,
adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya
penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya
prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Sebelum melakukan praktikum,
terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang
digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah
kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium
dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk
bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu
bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih.
Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan
sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin
memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood,
1998).
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam
laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat
melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari
beberapa kali hingga ribuan kali (Lay, 1994).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika
alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
Dari uraian
tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan
alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya
ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus
lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut,tersirat
bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau
menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya
ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus
lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008).
Menuut Blacksweetranger
(2008), alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah:
1.
Mikroskop Cahaya (Brightfield
Microscope)
Salah satu alat untuk
melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat
mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada
umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1
mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan
spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium
Mikrobiologi.
2.
Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15
Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 1210C (250oF).
Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2
(15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya
15 menit untuk 121oC.
3.
Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
4.
Hot plate stirrer dan Stirrer
bar
Hot plate stirrer dan
Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan
dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan
batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya
mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600
rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
5.
Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri berfungsi untuk
membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian
bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media
sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media
sebanyak 10 ml.
6.
Tabung reaksi (Reaction Tube /
Test Tube)
Di dalam mikrobiologi,
tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang
dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya,
yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk
membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas
permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.
7.
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer
Flask)
Berfungsi untuk menampung
larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik
dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi
mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume
cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500
ml, 1000 ml, dsb.
8.
Gelas ukur (Graduated Cylinder)
Berguna untuk mengukur
volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa
pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan,
sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
9.
Tabung Durham
Tabung durham berbentuk
mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk
menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang
diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
10.
Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi
untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum
inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat
berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran
(loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk
lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
Pekerjaan
dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan
alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita
ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok
pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran
bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang
lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk
mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaanya (Ginting, 2000).
Suatu
laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya
yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit
atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei
2013
Pukul : 09.00-12.00
WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), Gowa.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, batang pengaduk, botol semprot,
bunsen, cawan petri, coloni counter,
corong, Erlenmeyer, gelas objek, gelas
ukur, inkobator, laminar air flo/lemari
asam, mikroskop, neraca analitik, ose,
oven, penjepit/gegep, pipet tetes dan tabung reaksi.
2.
Bahan
Dalam
praktikum ini tidak ada bahan yang digunakan.
C.
Prosedur Kerja
Adapun
cara kerja praktikum ini adalah:
1.
Mengamati setiap alat-alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2.
Mempelajari fungsi semua
alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
NO.
|
Alat
|
Fungsi
|
Gambar
|
1
|
Mikroskop
|
Untuk melihat
benda-benda yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjamg.
|
|
2
|
Incubator
|
Tempat berkembangnya
biakan mikroorganisme.
|
|
3
|
Oven
|
Untuk mensterilkan
kering 180 c, 1-2 jam.
|
|
4
|
Autoklaf
|
Untuk mensterilkan
basah 121 c, 15 menit, 1 atm.
|
|
5
|
Laminator air flou / lemari asam
|
Untuk mengisolasi
bakteri.
|
|
6
|
Neraca analitik
|
Untuk menimbang massa
secara teliti.
|
|
7
|
Coloni counter
|
Untuk menghitung
jumlah koloni bakteri.
|
|
8
|
Bunsen
|
Untuk membakar atau
mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina.
|
|
9
|
Pipet tetes
|
Untuk memipet cairan
atau zat warna yang digunakan.
|
|
10
|
Penjepit/gegep
|
Untuk menjepit gelas
objek atau kaca preparat.
|
|
11
|
Gelas ukur
|
Untuk mengukur volume
cairan yang tidak tetap.
|
|
12
|
Erlenmeyer
|
Untuk mencampur atau
mereaksikan suatu larutan.
|
|
13
|
Cawan petri
|
Untuk menyimpan
aquadest.
|
|
14
|
Corong
|
Untuk memasukkan
cairan kedalam botol yang berukuran kecil.
|
|
15
|
Botol semprot
|
Untuk menyimpan
aquadest dan untuk membersihkan dinding bejana.
|
|
16
|
Ose
|
Untuk mengambil
bakteri atau mengambil aquadest dalam jumlah sedikit.
|
|
17
|
Batang pengaduk
|
Untuk mengaduk dan
sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer.
|
|
18
|
Tabung reaksi
|
Sebagai tempat untuk
menyimpan bakteri.
|
|
19
|
Gelas objek
|
Untuk menyimpan
bakteri yang akan diamati di mikroskop.
|
|
Sumber:
Hasil praktikum laboratorium Mikrobiologi STPP Gowa.
B.
Pembahasan
Adapun pembahasan dari praktikum mikrobiologi in adalah:
1.
Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang
paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang
membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran
yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali
2.
Inkobator
Inkubator adalah alat yang
berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC
3.
Oven
Oven berfungsi untuk
mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada
sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam
kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan
memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan
ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya diatas api
4.
Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15
Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan
yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15
pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit
untuk 121oC
5.
Laminator air flow/lemari asam
Alat ini berfungsi untuk pengerjaan
sacara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara
sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Cara
kerjanya atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke
laminar air flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta
areal yang benar-benar steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola
aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak
keluar dari laminar air flow.
6.
Neraca analitik
Neraca analitik atau
timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan-bahan secara analitik. Cara
penggunaannya yaitu dengan meletakkan bahan pada wadah sampel kemudian menekan
tombol pengatur berat sehingga otomatis akan muncul berat bahan pada layar
penghitung.
7.
Coloni counter
Coloni counter berfungsi
untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit. Cara menggunakannya yaitu setelah
ON menyimpan cawan petri didalamnya yang
berisi bakteri atau jamur ke dalam
kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung
dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
8.
Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi,
tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi, dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang
dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya,
yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu
luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi.
9.
Gelas objek
Gelas objek berfungsi
untuk menyimpan bakteri yang akan diamati di bawah mikroskop. Nama lain dari
gelas objek tersebut yaitu biasa disebut kaca preparat, bentuknya persegi
panjang dan tipis. Gelas objek ini mudah pecah sehingga dalam penggunaanya
harus hati-hati.
10.
Ose
Ose berfungsi untuk
memindahkan biakan untuk ditanam atau ditumbuhkan ke media baru. Jarum ini
biasanya terbuat dari kawat nikrom atau platinum sehingga dapat berpijar jika
terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan
disebut ose atau inoculating loop atau
transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating
needle atau transfer needle.
Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar,
sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara
tusukan pada agar tegak.
11.
Pipet tetes
Pipet
tetes berfungsi sama dengan pipet ukur, namun volume
yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam
menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji
biokimia, dan lain-lain.
12.
Penjepit/gegep
Gegep (penjepit tabung)
berfungsi untuk menjepit tabung khususnya tabung reaksi. Cara menggunakannya
adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan lubang
yang ada dtengah penjepit.
13.
Cawan petri
Cawan petri berfungsi
untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan
bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira
cukup diisi media sebanyak 10 ml.
14.
Bunsen
Bunsen merupakan salah
satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Untuk
sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan
bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
15.
Batang pengaduk
Batang pengaduk berfungsi
untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan juga berfungsi Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair
kedalam labu Erlenmeyer. Batang pengaduk bentuknya bulat panjang dan
masing-masing ujungnya tipis. Batang pengduk ini umumnya terbuat dari
kaca/gelas.
16.
Botol semprot
Botol semprot berfungsi Untuk menyimpan aquadest dan untuk membersihkan dinding
bejana. Botol semprot ini dapat juga digunakan untuk memasukkan cairan kedalam
labu dalam jumlah yang banyak. Bentuknya ada yang kayak kispry dan lain-lain.
17.
Corong
Corong berfungsi untuk
memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang mempunyai mulut yang kecil.
Penggunaannya dengan cara menuangkan larutan langsung ke dalam mulut corong,
dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung.
18.
Gelas ukur
Gelas ukur berfungsi untuk
mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki
beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung
larutan.
19.
Erlenmeyer
Labu erlemeyer terbuat
dari kaca yang tahan panas dengan dinding yang tipis untuk memudahkan
pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer berfungsi untuk
menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur
cair, dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah di dalam laboratorium
mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya alat-alat yang terbuat dari
gelas seperti gelas objek, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, ose, pipet
tetes, batang pengaduk, corong dan gelas ukur, alat-alat sterilisasi seperti
coloni counter, oven, inkobator, autoklaf dan laminator air flow/lemari asam,
alat-alat lainnya seperti mikroskop, neraca
analitik, penjepit/gegep, bunsen, botol semprot.
B. Saran
Adapun
saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan
harus bekerja semua dalam laboratorium, sehingga semua praktikan biar
mengetahui prosedur kerja dari sebuah pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi. http://validator.w3 .org/ check/referer.
Diakses pada tanggal 29 mei 2013.
Anonim. Pengenalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this.g. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013
Day, R.A.
Jr. and A.L. Underwood. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta. 1998
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan.
Jakarta. 2003
Ginting, Tjurmin. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian. 2000
Khasani. Prosedur
alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty. 1990
Lay, W. B. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada. 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar