LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI DASAR
“KARBOHIDRAT”
Disusun oleh:
Nama : ASRUL
Nim : 60700112042
Kelompok: IV (Empat)
Jurusan : ILMU PETERNAKAN
Asisten : AHMAD MIQDAD NAFI
LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Nutrisi Dasar, yang
berjudul “Percobaan Karbohidrat” disusun oleh:
Nama :
Asrul
Nim :
60700112042
Kelompok : IV (Empat)
Jurusan :
Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh Asisten dan Koordinator
Asisten maka dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
Samata-Gowa, November 2013
Koordinator Asisten Asisten
( Nurwahidah.
J ) ( Ahmad Miqdad Nafi )
NIM : 60700110025
NIM : 60700111006
Mengetahui
Tanggal Pengesahan :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia.
Karena ia adalah sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari
yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang,
sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton
polihidroksil atau turunannya. selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai
delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai
rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman
dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat, berdasarkan massa, merupakan kelas
biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris karbohidrat dapat
dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi
ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas,
yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat
terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya
dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana,
formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom
karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting
dalam ilmu gizi. Lebih lazimnya
dikenal sebagai gula (Fessenden, 1990).
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada
manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori.
Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi (Anonim, 2013).
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut
1.
Untuk mengetahui pengaruh asam kuat
terhadap karbohidrat yang diberi larutan alfa naftol dalam alkohol 95 %.
2.
Untuk mengetahui adanya sifat
mereduksi dari karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton dalam
larutan alkalis dan asam lemah terhadap Cu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biomolekul
karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik, dan ditemukan pada semua
bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan paling banyak mengandung
karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu karbohidrat selulosa. Karbohidrat
juga merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang berenergi lebih tinggi
dari biomolekul lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam
yang dibangun oleh monomer polisakarida. Kedudukan karbohidrat sangatlah
penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber
kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah
penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah
karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan
energi (Hawab, HM, 2004).
Karbohidrat
sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat
dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah
satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya,
diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida
(Fessenden, 1990).
Menurut Fessenden (1990),
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi
dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa
menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus
cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang
terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh
disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul
gula dan molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua jenis
karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila
larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan
kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak
tercampur.
Warna merah akan
tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam
sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat
dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden, 1990).
Monosakarida adalah
monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak
gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang
kan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida
yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa
pengoksidasi seperti: ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada
reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi
reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi.
Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. Polisakarida
adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan
menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan
disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa
manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak
terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh
indera pengecap dalam lidah (Sumardjo Damin, 2006).
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya
adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya
polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa,
galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida
seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari
dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).
Karbohidrat adalah
polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu, ia
juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu
membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari
karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat
beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan
mahluk hidup lainnya (Anonim, 2013).
Karbohidrat yang
tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan
disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan
lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung
grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6,
tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka
glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak
ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida
(Morrison, 1983).
Banyak tes
digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah
pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat
untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5
hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam
karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula
yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat
menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural, sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural
dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji
Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung
grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion
kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida
dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi
dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida
(Eaton, 1980).
Keberadaan
karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas,
alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion
kupriCu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin
sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga
dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+
tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah. Secara praktek,
dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam
lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa.
Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat
dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol
menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan
resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula
(Clark, 1964).
Uji Selliwanoff
digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada
penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa,
sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas
jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi
Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan adalah resosinol dan
asam hidrocloric (Anonim, 2013).
Kadar gula penyusun
madu menurut SII selama ini ditentukan berdasarkan total gula pereduksi
sehingga belum bisa diketahui kadar masing- masing gula penyusun madu tersebut.
Madu mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan
maltosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dan fruktosa
dengam metode KCKT terhadap dua jenis madu dari jenis bunga yang berbeda.
Kondisi operasional KCKT diatur pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1 mL/menit,
menggunakan kolom metacarb 87C dan eluen air deionisasi. Deteksi dilakukan
dengan menggunakan detektor indeks bias, dimana glukosa dan fruktosa dipisahkan
pada waktu retensi masing-masing sekitar 6 dan 7 menit. Prosedur tersebut
digunakan untuk penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada sampel madu yaitu
madu randu dan madu kelengkeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
glukosa pada madu randu adalah sebesar 27,13 % dan pada madu kelengkeng sebesar
28,09 %. Kadar fruktosa pada madu randu sebesar 40,99 % dan pada madu
kelengkeng sebesar 40,03 %. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing sampel yang
diteliti memiliki kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu
madu nasional dimana kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total
adalah minimal 60%. Kadar gula pereduksi total pada madu randu adalah sebesar
68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar 68,12% (Ratnayani, 2008).
Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi gelatin terhadap tekstur permen
jelly rumput laut dan mengetahui pengaruh perbandingan pemanis (sukrosa,
glukosa dan fruktosa) terhadap mutu organoleptik, sifat fisik dan kimia permen
jelly rumput laut (Eucheuma cottonii). Perlakuan gelatin yang digunakan 5%,
7,5% ,10% dan control (0%) kemudian
dilakukan uji organoleptik, tekstur, warna dan penampakan produk keseluruhan.
Sedangkan untuk perlakuan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa)
dengan total pemanis 16% pada setiap perlakuan adalah penambahan sukrosa (A1),
penambahan sirup glukosa dan sukrosa (A2), penambahan HFS dan sirup glukosa
(A3), penambahan HFS dan sukrosa (A4), penambahan sirup glukosa, HFS dan
sukrosa (A5). Hasil yang didapat bahwa konsentrasi gelatin 0% pada permen jelly
paling disukai oleh konsumen. Sedangkan mutu permen jelly rumput laut yang
tebaik dengan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) terdapat
pada perlakuan penambahan perbandingan pemanis sirup glukosa dan sukrosa yang
memiliki kandungan kadar air 19,165%, kadar abu 0,305%, kadar lemak 1,16%,
karbohidrat 76,31%, protein 2,625%, kadar serat kasar 3,806%, total gula
35,915%, pH 5,1 serta total kapang dan khamir 0,5x101 koloni/g (Waryat, 2006).
Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar
gula dan vitamin C serta berapa hari penyimpanan sebaiknya dilakukan. Percobaan
meliputi 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah penyimpanan
yaitu 0 hari ( kontrol ), 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Parameter yang diamati
adalah kadar gula, kadar vitamin C dan susut berat buah. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila ada beda nyata dipaki uji
lanjut Duncan pada taraf significan 5 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa
kadar gula buah Jeruk Siam pada penyimapanan 5 dan 10 hari mengalami kenaikan
dibanding kontrol. Pada penyimapanan 15 hari kadar gula mulai menurun
dibandingkan penyimpanan 5 dan 10 hari namun sama dengan kadar gula kontrol.
Kadar vitamin C pada penyimapanan 5 hari tidak mengalami perubahan dibandingkan
kontrol namun mulai terjadi penurunan pada penyimpanan 10 dan 15 hari (Helmiyesi,
2008).
karbohidrat
merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon anorganik
(CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber
karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik
dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid
atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidtrat merupakan suatu
aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon
terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu
karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur,
dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral,
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Fessenden, 1990).
C6H12O6
——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa
turunan karbohidrat yang penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa.
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah
karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi
kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum,
selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat
pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa (Hawab, HM, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini
adalah:
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2013
Pukul :
10.00-12.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Ilmu Peternakan, Universitas Islam Neger (UIN) Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.
B.
Alat Dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bunsen,
gegep, korek api, pipet, rak tabung dan tabung reaksi.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah felin
A dan B, glukosa, H2SO4, minyak bimoli, minyak
kelapa, minyak zaitun, pati 5 %, reagens benedict dan reagens molisch.
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Percobaan test Molisch
a.
Menyiapkan 5 tabung dan bahan-bahan
yang lainnya.
b.
Setiap tabung diisi setiap semua bahan
seperti minyak, pati dan glukosa.
c.
Kemudian berikan setiap tabung 3 tetes
cairan melisch dan mengamati perubahan yang terjadi.
d.
Mencuci bersih semua alat dan ulang
kembali prosedur a dan b.
e.
Mencampurkan/meneteskan H2SO4 ke dalam semua tabung
sebanyak 3 tetes dan mengamati perubahannya.
2.
Percobaan test Fehling
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b.
Memeasukkan 2 ml larutan fehling A dan
B ke dalam masing-masing 5 tabung reaksi.
c.
Memasukkan 2 ml larutan pati 5 % ke
dalam 1 tabung reaksi.
d.
Memasukkan 2 ml larutan glukosa 5 % ke
dalam 1 tabung reaksi.
e.
Memasukkan 2 ml larutan minyak zaitu 5
% ke dalam 1 tabung reaksi.
f.
Memasukkan 2 ml larutan minyak kelapa
5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
g.
Memasukkan 2 ml larutan minyak bimoli
5 % ke dalam 1 tabung reaksi.
h.
Memanaskan masing-masing tabung reaksi
menggunakan penjepit diatas pembakar bunsen selama 2 menit.
3.
Percobaan test Benedict
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b.
Setiap tabung diberi 4 ml larutan
reagens benedict ke dalam tabung reaksi.
c.
Tabung reaksi tersebut. Untuk tabung
minyak diisi 6 tetes setiap tabungnya, kecuali tabung pati dan glukosa
jumlahnya berbeda.
d.
Dilakukan pembakaran.
e.
Mengamati perubahannya
4.
Perconaan test Hidrolisa Karbohidrat
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b.
Mengambil larutan pati 5 % sebanyak 3
ml.
c.
Menambahkan 5 tetes larutan H2SO4 pekat.
d.
Mencampurkan ke-2 larutan ke dalam 1
tabung reaksi.
e.
Memanaskan larutan diatas pembakar
bunsen selama ± 10 menit.
f.
Mengamati perubahan larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini adalah sebagai beriukut:
1.
Percobaan molisch
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
molisch + pati
|
Cincin coklat muda
menggumpal di atas dan di bawah larutan berwarna bening
|
2
|
H2SO4 + pati
|
Cincin coklat di atas,
di tengah berwarna hitam dan di bawah berwarna merah maron
|
3
|
molisch + glukosa
|
Terdapat
bintik coklat di bagian cincin, larutan berwarna coklat muda dan terdapat
lagi bintik coklat di bawah larutan
|
4
|
H2SO4 +
glukosa
|
Larutannya
berwarna hitam pekat
|
5
|
molisch + minyak bimoli
|
Cincin
berwarna kuning tua dan larutannya berwarna kuning muda
|
6
|
H2SO4 + minyak
bimoli
|
cincin
hitam di atas, di bawahnya berwarna coklat muda, di bawahnya lagi berwarna
hitam dan yang paling bawah berwarna bening keruh
|
7
|
molisch + minyak kelapa
|
Larutan
berwarna coklat dan terdapat gelembung di bagian bawah
|
8
|
H2SO4 + minyak
kelapa
|
Cincin
berwarna hitam, di bawahnya berwarna coklat muda, di bawahnya lagi berwarna
hitam pekat dan yang paling bawah berwarna kuning keruh
|
9
|
molisch + minyak zaitun
|
Larutan
berwarna coklat dan terdapat gelembung kecil di bawah larutan
|
10
|
H2SO4 + minyak
zaitun
|
Larutan
berwarna merah tua di atas, di bawah berwarna orange dan terdapat gelembung
kecil di atas larutan
|
Sumber : Laboratorium Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin
Makassar.
2.
Percobaan fehling
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
fehling + pati 5% sebelum dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan terdapat cincin berwarna putih
|
2
|
fehling + pati 5% setelah dipanaskan
|
Larutannya
bening
|
3
|
fehling + glukosa 2% sebelum
dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru
|
4
|
fehling + glukosa 2% setelah
dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan terdapat endapan di bawah larutan
|
5
|
fehling + minyak bimoli sebelum
dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan cincinnya berwarna kuning
|
6
|
fehling + minyak bimoli
setelah dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan terdapat gumpalan gelembung berwarna kuning di atas larutan
|
7
|
fehling + minyak kelapa sebelum dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan cincinnya berwarna kuning
|
8
|
fehling + minyak kelapa
setelah dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan terdapat gelembung berwarna kuning di atas larutan
|
9
|
fehling + minyak zaitun sebelum
dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru dan cincinnya berwarna bening
|
10
|
fehling + minyak zaitun setelah
dipanaskan
|
Larutannya
berwarna biru, cincinnya berwarna bening dan terdapat endapan di bawah
larutan
|
Sumber : Laboratorium Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
3.
Percobaan
benedich
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
benedict + pati 5% sebelum
dipanaskan
|
Cincin
biru di atas, di bawahnya berwarna putih dan warna biru di bawah larutan
|
2
|
benedict + pati 5% setelah
dipanaskan
|
Cincin
kuning di atas, terdapat cairan orange di bawah cincin dan di bawahnya
berwarna coklat
|
3
|
benedict + glukosa 2% sebelum
dipanaskan
|
Cincin
biru di atas, di bawahnya berwarna putih dan warna biru di bawah larutan
|
4
|
benedict + glukosa 2% setelah
dipanaskan
|
Cincin
berwarna coklat, terdapat cairan kuning di bawah cincin dan di bagian bawah
berwarna merah bata
|
5
|
benedict + minyak bimoli sebelum
dipanaskan
|
Cincin
biru di atas dan di bawah berwarna kuning
|
6
|
benedict + minyak bimoli setelah
dipanaskan
|
Cincin
biru tua pekat di atas, di bawah berwarna kuning bening dan di bawah sekali
berwarna biru tua
|
7
|
benedict + minyak kelapa sebelum
dipanaskan
|
Cincin
biru di atas dan kuning di bawah
|
8
|
benedict + minyak kelapa setelah
dipanaskan
|
Cincin
biru tua pekat di atas, terdapat cairan bening bergelembung dan di bawah
larutan berwarna biru tua
|
9
|
benedict + minyak zaitun sebelum
dipanaskan
|
Cincin
biru di atas dan kuning di bawah
|
10
|
benedict + minyak zaitun setelah
dipanaskan
|
Cincin
biru tua pekat di atas, terdapat cairan kuning bening di bawah cincin dan di
bawah larutan berwarna biru tua
|
Sumber : Laboratorium Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
4. Percobaan
hidrolisa pati
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
pati 1%
|
Berwarna
keruh
|
2
|
pati 1% + H2SO4
|
Cincin keruh
di atas dan cincin bening di bawah
|
3
|
setelah dipanaskan
|
Berwarna
bening
|
Sumber : Laboratorium Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
B.
Pembahasan
1. Percobaan
molish
Pengujian test molisch
menggunakan 2 larutan yaitu ciran molisch dan H2SO4, dan 5 bahan yang
diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun, glukosa, minyak bimoli dan pati. Pada
pengujian ini menggunakan alat berupa tabung reaksi yang diisi masing-masing
cairan yang berbeda dengan mencampurkannya. Dalam 5 tabung reaksi diisi 5 cairan
yang berbeda dan masing-masing cairan ditambah 3 tetes larutan molisch dan
kemudian diulang kembali pengujian dengan menggunakan cairan yang sama tetapi
yang ditambahkan bukan lagi larutan molisch tapi larutan H2SO4 maka hasil yang didapat
dalam pengujian ini yaitu seperti yang tertera pada tabel pengamatan.
Menurut Anonim (2013),
yang menyatakan bahwa Dalam pengujian pengaruh asam pada uji molisch pada
glukosa terbentuk cincin ungu, pada selulosa terbentuk cincin ungu tapi tidak
jelas, sedangkan pada pati cincin ungu terlihat jelas dan pada fulfular
terbentuk cincin ungu yang jelas. Cincin ungu terbentuk akibat glukosa yang
terhidrasi menjadi fulfular dan bereaksi dengan molisch dan H2SO4. Fulfular
padat paling cepat membentuk cincin ungu karena tidak perlu melalui hidrolisis
Pada pengujian ini tidak
sesuai dengan literatur dari segi warna yang dihasilkan.
2.
Percobaan Fehling
Pengujian test fehling
menggunakan 5 larutan diantaranya pati, glukosa, minyak kelapa, minyak zaitun
dan minyak bimoli dengan menggunakan 5 tabung reaksi pula. Pada pengujian ini
yang diamati sebelum dipanaskan dan sesudah dipanankan, pengujian sebelum
dipanaskan tabung reaksi diisi cairan yaitu 1 tabung reaksi 1 cairan dan begitu
seterusnya. Hasil yang didapat pada saat sebelum dipanaskan putih, kuning dan
biru intuk semua cairan, dan yang sesudah dipanaskan hasilnya ialah hampir sama
tetapi yang sudah dipanskan terdapat endapan dan gelembung untuk semua
cairan/tabung reaksi.
Menurut Anonim (2013), mengatakan bahwa Uji molisch
adalah suatu uji untuk menentukan ada tidaknyakarbohidrat, tes ini bias
dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi
positif akan memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan
alfa-naftol dan sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat
bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
fulfural dan turunanya yang kemudian diperkirakan dapat untuk membentukproduk
yang bewarna, pada produk amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah
karbohidrat yang ditandai dengan adanya cincin yang bewarna ungu.
Ternyata setelah
dibandingkan literatur dengan pengujian di laboratorium hasilnya tidak sama
karna literatur warnanya ungu sedangkan pada saat praktek putih, biru dan
kuning.
3.
Percobaan Medict
Pengujian tes medict
menggunakan 5 cairan diantaranya minyak kelapa, minyak zaitun, minyak bimoli,
pati dan glukosa masing-masing ditambahkan dengan larutan benedict dan
menggunakan 5 tabung raksi. Pada pengujian ini menggunakan 2 tahap pengamatan
yaitu sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan. Pengujian ini semua cairan
ditambah larutan benedict, kemudian diamati sebelum dipanskan dan hasilnya
warna cairan biru dan cincinnya rata-rata berwarna kuning dibawah biru diatas,
dan setelah dipanaskan hasilnya warna cokla merah bata dan biru tua dan
cincinnya berwarna kuning, coklat dan biru tua.
Menurut Anonim (2013),
mengatakan bahwa Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa,
Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A ditambah
Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan
Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan
dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang
memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). Sedangkan
pada sampel amilum dan selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A
ditambah Fehling B) dan kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru
dengan sedikit endapan merah bata.
Pada perbandingan literature dengan pengamatan di
laboratorium ternyata tidak sesuai karna dari segi warna dan ada tidaknya
endapan yang terdapat pada tabung reaksi tersebut.
4. Percobaan Hidrolisa Karbohidrat
Pada pengujian test hidrolisa karbohidrat menggunakan 1
tabung raksi dan 2 larutan yang berupa H2SO4 dan pati. Pada pengujian ini 2 larutan
dicampur pada 1 tabung reaksi dan dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang
terjadi, pengujian ini menggunakan 3 tahap pengamatan yaitu cairan pati sebelum
di campur H2SO4, sesudah dicampur dan dipanaskan. Perubahan yang
terjadi sebelum dicampur warnanya keruh, sesudah dicampur keruh diatas dan
bening di bawah dan setelah dipanaskan maka warnanya bening.
Menurut Anonim (2013), mengatakan bahwa Pada
uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun
fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi
keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana
basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Pada
literatur dan pengujian di laboratoriun tidak sesuai karna berbeda cairan yang
digunakan berbeda.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilaksanakan
adalah
1.
Pengaruh suatu asam kuat maka
karbohidrat diubah menjadi suatu fulfural atau derivatnya, yang kemudian
berkondensasi dengan alfa naftol yang menghasilkan suatu senyawa yang berwarna
ungu (bentuk cincin).
2.
Semua karbohidrat yang mengandung
gugus aldehid atau keton bebes cepat mereduksi suatu oksidator dalam larutan
alkalis dan asam lemah. Setelah oksidator direduksi maka akan mengalami
perubahan warna.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini
adalah untuk praktikum selanjutnya diharapkan semua praktikan harus bekerja dan
jangan cuman satu atau dua orang saja karena dapat memperlambat jalannya suatu
praktikum dan supaya semua praktikan juga biasa mengerti tentang pengamatan
yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif
Untuk Identifikasi Karbohidrat.
arifqbio.multiply
multiplycontent.com. Diakses
tanggal 24 November 2013
Anonim2. 2010. Seliwanof f’s Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses tanggal
24 November 2013
Clark,John
M. 1964. Experimental Biochemistry.
WH Freeman and Company.
San
Franciso
Eaton,David
C. 1980. The World of Organic
Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia
Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta
: Bayu Media Publishing.
Helmiyesi.
2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula
dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses
pada tanggal 24 November 2013
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta
: UI-Press
Morrison,
Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry
Fourth Edit. New York:
New York
University.
Ratnayani,
K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada
Madu Randu
dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi.ejournal.unud.ac.id.
Diakses pada tanggal 23 November 2013
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC
Waryat.
2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)
Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013