Benteng jampea adalah suatu pulau dimana memiliki kekayaan alam baik laut maupun di darat dan benteng jampea memiliki pelabuhan ke-2 terpanjang di sulawesi selatan.
Pulau Jampea (biasa disebut juga pulau Tanah Jampea) adalah pulau yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau ini berada di bagian selatan Pulau Selayar tepatnya di antara Pulau Kayuadi kecamatan Taka Bonerate dan Pulau Kalao kecamatan Pasimarannu dengan koordinat 7°6′0,76″LU 120°41′7,39″BTKoordinat: 7°6′0,76″LU 120°41′7,39″BT. Di pulau ini terdapat 2 kecamatan antara lain kecamatan Pasimasunggu dan kecamatan Pasimasunggu Timur serta 10 desa antara lain desa Bontosaile, desa Maminasa, desa Labuang Pamajang, desa Kembang Ragi, desa Lembang Baji, desa Masungke, desa Tanamalala, desa Bontomalling, desa Bontobulaeng dan desa Bontobaru.
Pulau Jampea merupakan pulau terbesar kedua di Kepulauan Selayar setelah Pulau Selayar dan merupakan satu-satunya pulau penghasil beras di Kabupaten Kepulauan Selayar. Penduduk di Pulau Jampea rata-rata menguasai 3 bahasa yakni bahasa Indonesia, bahasa Bugis dan bahasa Selayar.
Mata pencaharian penduduk di pulau ini selain sebagai nelayan dan
petani tambak juga sebagai petani penghasil beras dan penghasil kopra
yang sudah terkenal sejak tahun 1918.
di pulau inilah saya dilahirkan ke dunia pada tahun 1992, bulan november. dan saya bersyukur ke dua orang tua saya melahirkan ke dunia ini.
Minggu, 15 Juni 2014
Laporan Ilmu Hijauan Dan Tata Laksana Ladang
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK
LAPANG
ILMU HIJAUAN DAN TATA LAKSANA LADANG TERNAK
(PET – 2315)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah
Ilmu Hijauan dan Tata Laksana Ladang Ternak (Pet-2315)
Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
ASRUL
60700112042
|
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK
LAPANG
ILMU HIJAUAN DAN
TATA LAKSANA LADANG TERNAK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah
Ilmu Hijauan dan Tata Laksana Ldang Ternak (Pet-2315) Pada
Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
ASRUL
60700112042
|
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktek
Lapang Ilmu
Hijauan dan Tata Laksana Ladang Ternak (Pet-2315)
Laporan : Sebagai Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Ilmu Hijauan dan Tata Laksana Ladang Ternak (Pet-2315) Pada
Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Nama : Ardiansyah
Kelas : B
Telah diperiksa dan
disetujui oleh Asisten dan Koordinator
Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata, Desember 2013
Koordinator Asisten Asisten
Wahyudir Kadir, S.Pt Wahyudir
Kadir, S.Pt
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Dr. Ir. Abd. Latief Fattah, M.S
NIP:
Tanggal Pengesahan : Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hujauan merupakan semua
bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Kelompok
tanaman ini adalah rumput (graminae),
leguminosa dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut
makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar
dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang berasal dari hijauan dan
diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering adalah hijauan
yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut juga jerami kering (Edo, 2012).
Ketersediaan hijauan
makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya
hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau
penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis
hijauan yang diwariskan oleh sifat genetik bisa dipertahankan atau
ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi,
sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak ruminansia yang
akan dilakukan (Kanisius, 1983).
Menggambarkan secara utuh
tentang kondisi desa. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang
tersedia dan bisa didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada gambaran
umum desa ini, diperkaya dengan data-data yang didapat dari hasil survey
pemetaan sosial, wawancara, Forum Grup Diskusi (FGD) dengan menggunakan metode
CLAPP-GSI, maupun pengamatan secara langsung, merupakan bagian dari tahapan
data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan kependudukan
misalkan dalam gambaran, umum memakai data hasil survey serta melalui sensus
Peringkat Kesejahteraan Masyarakat (PKM) dalam bentuk indept interview dan
Forum Gruop Diskusi (FGD) kepada masyarakat umum.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktek
lapang ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui proses tata laksana ladang
2.
Untuk mengetahui sistem pemeliharaan ternak.
3.
Untuk mengetahui proses pengolahan pakan ternak.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Hijauan di Indonesia
Hijauan yang ada di
Indonesia adalah semua bentuk bahan pakan yang berasal dari tanaman atau rumput
termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan
dalam keadaan segar (Akoso, 1996).
Hijauan adalah segala
bahan makanan yang tergolong pakan kasar yang berasal dari pemanenan bagian
vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang meliputi daun, batang,
kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utamanya sebagai sumber
makanan ternak ruminansia (Reksohadiprodjo, 1985).
Hijauan diartikan sebagai
pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan yang tak tercerna, relatif
tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ternak ruminansia membutuhkan
sejumlah serat kasar dalam ransumnya agar proses pencernaan berjalan secara
lancar dan optimal. Sumber utama dari serat kasar itu sendiri adalah
hijauan (Siregar 1994).
Seperti diketahui secara
umum, ternak tidak dapat melangsungkan kehidupannya tanpa adanya asupan pakan.
Produktivitas ternak tinggi jika asupan pakannya seimbang yakni
tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas pakan. Pakan memiliki peran yang penting bagi
ternak, baik bagi pemenuhan kebutuhan hidup pokok, bunting, laktasi, produksi
(telur, daging dan susu) maupun untuk kepentingan kesehatan ternak yang
bersangkutan. Karena ternak jika salah diberi pakan juga dapat menimbulkan
penyakit yang merugikan bagi ternak dan peternak. Jenis pakan yang umumnya
diberikan pada ternak adalah hijauan dan konsentrat (Kanisius, 1983).
B.
Jenis Hijauan
Salah satu jenis pakan ternak yaitu hijauan segar.
Hijauan segar merupakan bahan pakan ternak yang diberikan pada ternak dalam
bentuk segar, baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut
langsung oleh ternak dari lahan hijauan pakan ternak. Hijauan segar umumnya
terdiri dari daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan (Gramineae) dan tanaman biji-bijian atau kacang-kacangan (Leguminosa) (AAK, 1983).
Menurut AAK (1983), jenis rumput terbagi atas 2 yaitu
sebagai berikut:
1.
Rumput (Gramineae)
Rumput merupakan tumbuhan
monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan
batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap
tumbuh ke atas dan rumpun membelit (Siregar, 1994).
Rumput dalam
pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput potong dan rumput
gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan adalah rumput yang
memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi, tumbuh tinggi secara
vertikal dan banyak anakan seerta responsif terhadap pemupukan.Termasuk
kelompok ini antara lain: Pennisetum
perpureum, Pannicum maximum, euchlaena mexicana, Setaria sphacelata, Pannicum
coloratum dan Sudan grass (AAK,
1983).
Rumput gembala merupakan
jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara lain : tumbuh pendek atau menjalar
dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau injakan, memiliki perakaran yang
kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok ini antara lain: Brachiaria brizhantha, Brachiaria
ruziziensis, Brachiaria mutica, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris
gayana, African star grass (Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983).
2.
Legum (Leguminosae)
Legum yaitu tanaman
kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki
sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan
protein, Ca dan P. Leguminosa
memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara, itulah sebabnya
penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi
bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah. Contohnya: Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Siratro (Macroptilium antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora) (Tillman.dkk,
1991).
Di Indonesia sendiri,
khususnya daerah yang kami kunjungi sebagai tempat praktikum yaitu PT. Bila
River Ranch ada ± 45 jenis hijuan, yang sempat kami lihat secara fisik diantaranya
Rumput gajah (Pennisetum Purpureum) .
Rumput ini merupakan
rumput yang sangat dikenal di indonesia, mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, napier grass, uganda grass
dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan Tropika. Rumput gajah
merupakan tanaman tahunan (parennial),
tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki rhizoma
yang pendek, perakaran cukup dalam, tinggi tanaman dapat mencapai 3-4, 5 meter
dan apabila dibiarkan tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter. Panjang
daun 30-120 cm dan lebar daun 10-50 mm. Pelepah daun berbulu dengan dasar
bonggol yang berbulu. Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga
berbentuk spike (bulir) dengan
panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya
15-30 mm. Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan. Butiran
dikelilingi oleh bulu-bulu yang kaku dan pendek (Apik, 2012).
Tanah yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah yang dalam, berstruktur lemah, subur
dan drainase yang baik. Tanaman ini merupakan tanaman hari pendek yang tidak
akan tumbuh apabila tanaman tersebut ternaungi dan akan tumbuh dengan sangat
baik apabila mendapat cahaya penuh (Indoagro, 2011).
Bahan tanam untuk
perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols. Panen pertama kurang lebih
60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam sedangkan panen berikutnya setiap
40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60 hari pada musim kemarau. Persiapan
tanah dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan tanam dari stek terdiri dari 3
buku dan ditanam pada guludan dengan
2 buku masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah.
Jarak antar satu pohon ke pohon lain antara 70×70 cm atau 70×100 cm. Waktu
penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen dengan
sistem potong kemudian dibawa ke kandang (cut
and carry), pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi
yang baik.
Rumput gajah mempunyai
beberapa varietas, antara lain varietas Afrika, varietas Hawai dan varietas
Taiwan. Rumput gajah Taiwan ini termasuk spesies terbaik. Varietas lainnya
seperti Afrika dan Hawai memiliki karesteristik yang berbeda dimana varietas
Afrika yang ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga
dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai,
sedangkan varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun yang lebar,
pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi dan berbunga
(Anonim, 2013).
Dalam surah A-An’am ayat
99, Tumbuhan merupakan ciptaan Allah swt yang sangat memiliki banyak
manfaat seperti sebagai bahan pakan
untuk semua makhluk hidup dan berguna bagi tubuh makhluk hidup. Maka dari itu
tanaman harus dimanfaatkan sesuai dengan yang akan dibutuhkan. Dalam Surah
Al-Anam ayat 99, yang berbunyi:
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZÅØyz ßlÌøU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#utIB z`ÏBur È@÷¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puÏR#y ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷¨9$#ur tb$¨B9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4n<Î) ÿ¾ÍnÌyJrO !#sÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztur 4 ¨bÎ) Îû öNä3Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÒÒÈ
Terjemahnya:
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan
delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Pada ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa tumbuh-tumbuhan atau tanaman itu merupakan
kekuasaan Allah SWT yang memiliki berbagai manfaat bagi seluruh makhluk hidup
didunia yang dimana tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan air hujan yang diturunkan
Allah SWT ke bumi sebagai bentuk kekuasaan-Nya. Dari ayat tersebut pula Allah
SWT telah mejelaskan tentang bagaimana menghargai ciptaan-ciptaannya.
C.
Pengolahan Tatalaksana
Ladang
Menurut (Edo, 2012) untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi daya tanaman makanan ternak
perlu perlakuan pengelolaan yang baik dan cepat untuk mendapatkan pertumbuhan,
produksi dan mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan ini mulai dari pemilihan
lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan penanaman dan pengolahan tanah dan
penanaman.
1.
Pemilihan lokasi
Dalam menentukan tempat
atau lokasi yang hendak dipakai sebagai area
penanaman hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan.
2.
Pemilihan bibit dan bahan penanaman
Pemilihan bibit sekiranya
sesuai dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola dan
kemungkinan bisa memberikan produksi yang lebih tinggi. Sedangkan bahan
penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit ialah biji, pols dan stek.
3.
Pengolahan tanah dan penanaman
Maksud pengolahan tanah
yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimal bagi suatu tamanan dan
umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau. Sedangkan tahap-tahap pengolahan
tanah yang baik meliputi land-clearing,
pembajakan dan penggaruan.
a.
Membersihkan areal (Land-clearing)
Bermaksud membersihkan
areal terhadap pepohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuhan lainnya
dengan mempertimbangkan beberapa jenis pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan
pencegah erosi.
b.
Pembajakan (Ploughing)
Bermaksud untuk memecah
lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah sehingga mempercepat proses mineralisasi
bahan-bahan organik.
c.
Penggaruan (Harrowing)
Penggaruan atau
penggemburan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi
struktur remah, sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan
liar.
Penanaman dimulai pada
awal musim penghujan, segera setelah tanah itu selesai diolah dengan sempurna.
Hijauan yang ditanam dengan syarat produktivitas persatuan luas cukup tinggi,
nilai palatabilitasnya cukup baik, toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat
beradaptasi dengan tanah dan iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai
gizinya cukup tinggi (Suyitman, 2003).
Tanah akan mempengaruhi
padang rumput sesuai dengan kandungan humusnya, kompenen zat gizinya seperti
keseimbangan nitrogen, kadar pospat yang tersedia serta unsur-unsur renik
seperti tembaga dan seng. Misalnya bila kadar nitrogen tanah rendah, maka
kandungan nitrogen padang rumput akan rendah dan rumput akan tumbuh
lambat (Reskohadiprodjo, 1985).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya praktek lapang ialah pada tanggal 05 Desember 2013 bertempat di
kebun percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Pabbentengang,
Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
B. Metode Pengumpulan Data
Adapun
metode
pengumpulan data yang dilakakukan yaitu:
1. Wawancara, mahasiswa
mendatangi responden. Usahakan
memperoleh data obyektif. Data penunjang dapat diperoleh dari masyarakat. Mahasiswa menemui
staf atau karyawan untuk mendapatkan
informasi dari responden yang diwawancarai di Kementerian Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Selatan Desa Pabbentengang Kec.
Bajeng Kab. Gowa. Berkomunikasi secara
langsung dengan cara pewancara berhadapan muka (face to fac Communication) dengan sasaran seperti, obrolan ditempat
peternakan dan
pendekatan langsung dengan
petani ternak.
2.
Observasi, dengan melakukan pengamatan secara
langsung atas keadaan responden serta
keadaan yang terjadi di daerah penelitian atau praktikum. Responden menjelaskan kepada mahasiswa
mengenai ruang lingkup tentang Pertanian dan Peternakan dan cara Pengelolaannya
yang ada di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.
3. Mencatat, salah satu
penunjang praktek lapang . Pada saat responden satu persatu mengenai Pertanian dan Peternakan
dan mahasiswa mencatat
informasi yang dianggap penting.
Adapun
kesimpulan yang didapat dari ketiga cara yang dilakukan dalam teknik
pengumpulan data adalah dapat mengetahui secara jelas tentang keadaan yang
terjadi di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, karena
informasi yang didapatkan secara langsung dari pihak pengelolah Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian.
C. Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dilakukan pada praktek
lapang ini adalah
1.
Jenis Hijauan
No.
|
NAMA
|
No.
|
NAMA
|
1
|
Brachiaria Hybrid
CV. Mulato
|
17
|
Digitari Milanjiana
CV. Jarra
|
2
|
Panicum Maximum
People Gunio
|
18
|
Panicum SP
|
3
|
Arachis Pintoii
ATF 2320
|
19
|
Urocloa Pullans
CPI 60147
|
4
|
Arachis Pintoii
CV. Amarolla
|
20
|
Clitoria Ternatea
CPI 58569
|
5
|
Arachis Pintoii
ATF 495
|
21
|
Centrosema Plumeri
CPI 58568
|
6
|
Stylosanthes Guianensis
Ciat 184
|
22
|
Desmanthus Penambulanius
|
7
|
Stylosanthes Guianensis
ATF 3308
|
23
|
Arachis SP
CV. Maiwa
|
8
|
Stylosanthes Hamata
|
24
|
Desmodium Rensonii
|
9
|
Panicum Maximum
CV. Rivisdale
|
25
|
Codariocalys Giroides
|
10
|
Panicum Insfectum
|
26
|
Centrosema Pubescens
CV. Sentro
|
11
|
Paspalum Atratum
CV. He-Gene
|
27
|
Flamengia Congesta
|
12
|
Setaria Spachelata
CV. Spelanda
|
28
|
Tripsacum Andersoni
|
13
|
Brachiaria Brizantha
CV. Toledo
|
29
|
Macroptilium
Atropurparium
CV. Siratro
|
14
|
Brachiaria Decumbens
CV. Basilik
|
30
|
Kelsaphole
|
15
|
Brachiaria Humidicola
CV. Tolli
|
31
|
Macroptilium Bractiatum
49747
|
16
|
Digitaria Milanjiana
CV. Stichland
|
|
|
Sumber: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) sulawesi selatan.
2.
Pengolahan Limbah Cair (MOL) dan Padat
Pengolahan pupuk cair yang dilakukan oleh pihak
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan adalah dengan menggunakan
urin dan mol sebagai bahan baku utama.
Pengolahan pupuk padat yang dilakukan oleh pihak Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan adalah dengan menggunakan feses sebagai
bahan baku utama.
3.
Pengolahan Pakan
Pada pengolahan pakan
terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut:
a.
Ternak kambing menyukai macam-macam dedaunan sebagai
pakan dasar dan pakan tambahan (konsetrat).
b.
Pakan tambahan dapat disusun dari bungkil kelapa,
bungkil keledai, dedak, tepung ikan, dan ditambah mineral dan vitamin.
c.
Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan
(dasar bahan kering) atau 10 -15 % berat badan (dasar bahan segar).
4.
Sistem Perkandangan
Dalam sistem perkandangan,
kandang terdiri dari 2 macam yaitu kandang padat dan kandang panggung.
Kekurangan dari kandang padat yaitu pada musim hujan kambing tidak tenang,
sedangkan kekurangan dari kandang panggung yaitu terbuat dari kayu sehingga
binatang buas bisa masuk dan menyerang.
Bentuk kandang terdiri
dari 3 yaitu kandang kelompok dimana kambing itu dikumpulkan, kandang individu
dimana anak kambing dan induknya berpisah, dan kandang kawin dimana kedua jenis
kambing disatukan.
5.
Biogas
Biogas adalah digester
yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan-bahan organik
oleh bakteri. Cara membuatnya yaitu
a)
mencampur kotoran sapi denganair sampai terbentuk
lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
memperrmudah pemasukan kedalam digester.
b)
Mengalirkan lumpur ke dalam digester melalui lubang
pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar
pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada
pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak
sampai digester penuh.
c)
Melakukan penambahan starter (banyak dijual di pasar)
sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5 -5,0 m2. Setelah digester penuh, kran
gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
d)
Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke- 1
sampai ke 8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada
hari 10 sampai hari ke 14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2
mulai menurun. Pada komposisi CH4 54 % dan CO2 27 % maka
biogas akan menyala.
e)
Pada hari ke 14 gas yang terbentuk dapat digunakan
untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke 14
ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas
ini tidak berbau seperti kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur
kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal..
f)
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain
menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkunga,
menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting
lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak
bumi yang tidak bisa diperbaharui.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi
Kebun percobaan Gowa
terletak di Desa Pabbentengang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten
Gowa, yaitu sekitar 25 km dari pusat Kota Makassar. Kebun percobaan
gowa merupakan pelaksana teknis dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan yang
berfungsi sebagai sarana untuk teknologi yang dihasilkan oleh Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, verifikasi teknologi sebelum
disebarluaskan kepada pengguna serta sarana untuk melaksanakan kerjasama dengan
berbagai pihak guna melakukan pengkajian, pengujian dan pemanfaatan lahan.
Selain
melaksanakan mandat yang diberikan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Selatan, Kebun Percobaan Gowa mempunyai tugas pokok memberdayakan
lahan, melakukan budidaya sapi potong dan melakukan budidaya hijauan makanan
ternak.
Pada
tahun 1985 samapi tahun 1995 kegiatan Balai Penelitian Ternak Bogor yang
berlokasi di Sulawesi Selatan diperluas dengan membentuk kantor Sub Balai
Penelitian Ternak Gowa yang berlokasi di Desa Pabbentengang, Kecamatan Bajeng,
Kabupaten Gowa dengan areal seluas 99 hektar. Kemudian pada tahun 1996 sampai
dengan tahun 2001 Sub Balai Penelitian Tanaman Serat Bajeng memiliki lahan
seluas 50 hektar menggabungkan diri dengan Sub Balai Penelitian Ternak Gowa.
Nama gabungan kedua kantor tadi menjadi Kantor Instalasi Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa (IP2TP Gowa) yang menginduk pada kantor
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2001 sampai
sekarang kantor IP2TP Gowa berganti nama menjadi kantor Kebun Percobaan Gowa
yang menginduk pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Kemudia
pada tahun 2005, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
menyerahkan seluruh areal bekas sub Balai Pnelitian Tanaman Serat Bajeng
(seluas 50 hektar) kepada Balai Penelitian Tanaman Sereal yang sekarang menjadi
Percobaan Bajeng.
Sumber:Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan
Struktur
Organisasi BPTP Sulawesi Selatan saat ini berdasarkan surat keputusan Menteri
pertanian terdiri dari kepala, Sub Bagian tata usaha dan seksi pelayanan
teknik, serta kelompok jabatan fungsional peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa
dan fungsional lainnya telah dibentuk kelompok fungsional (kelsi).
Luas
areal kebun percobaan Gowa adalah 961.702 M2. Sesuai dengan
sertifikat No. AA. 123809 tanggal 05 april 1990. Sarana dan prasana yang
dimiliki kebun percobaan Gowa meliputi tanah, gedung kantor, laboratorium,
perpustakaan, green house, kandang sapi, bengkel peralatan, rumah dinas, ternak
sapi, traktor, sepeda motor dan kendaraan roda empat.
B.
Pembahasan
1.
Jenis Hijauan
No.
|
NAMA
|
No.
|
NAMA
|
1
|
Brachiaria Hybrid
CV. Mulato
|
17
|
Digitari Milanjiana
CV. Jarra
|
2
|
Panicum Maximum
People Gunio
|
18
|
Panicum SP
|
3
|
Arachis Pintoii
ATF 2320
|
19
|
Urocloa Pullans
CPI 60147
|
4
|
Arachis Pintoii
CV. Amarolla
|
20
|
Clitoria Ternatea
CPI 58569
|
5
|
Arachis Pintoii
ATF 495
|
21
|
Centrosema Plumeri
CPI 58568
|
6
|
Stylosanthes Guianensis
Ciat 184
|
22
|
Desmanthus Penambulanius
|
7
|
Stylosanthes Guianensis
ATF 3308
|
23
|
Arachis SP
CV. Maiwa
|
8
|
Stylosanthes Hamata
|
24
|
Desmodium Rensonii
|
9
|
Panicum Maximum
CV. Rivisdale
|
25
|
Codariocalys Giroides
|
10
|
Panicum Insfectum
|
26
|
Centrosema Pubescens
CV. Sentro
|
11
|
Paspalum Atratum
CV. He-Gene
|
27
|
Flamengia Congesta
|
12
|
Setaria Spachelata
CV. Spelanda
|
28
|
Tripsacum Andersoni
|
13
|
Brachiaria Brizantha
CV. Toledo
|
29
|
Macroptilium
Atropurparium
CV. Siratro
|
14
|
Brachiaria Decumbens
CV. Basilik
|
30
|
Kelsaphole
|
15
|
Brachiaria Humidicola
CV. Tolli
|
31
|
Macroptilium Bractiatum
49747
|
16
|
Digitaria Milanjiana
CV. Stichland
|
|
|
Sumber: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) sulawesi selatan.
Rumput merupakan tumbuhan
monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan
batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap
tumbuh ke atas dan rumpun membelit. Rumput dalam pengelompokkannya dibagi
menjadi dua yaitu rumput potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam
kelompok rumput potongan adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki
produktivitas yang tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan
seerta responsif terhadap pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum, Pannicum maximum,
euchlaena mexicana, Setaria sphacelata, Pannicum coloratum dan Sudan grass.
Legum yaitu tanaman
kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki
sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan
protein, Ca dan P. Leguminosa
memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara, itulah sebabnya
penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi
bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah. Contohnya: Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Siratro (Macroptilium antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora).
2.
Pengolahan Limbah Cair (MOL) dan Padat
Pengolahan pupuk cair yang dilakukan oleh pihak
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan adalah dengan menggunakan
urin dan mol sebagai bahan baku utama.
Pengolahan pupuk padat yang dilakukan oleh pihak Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan adalah dengan menggunakan feses sebagai
bahan baku utama.
3.
Pengolahan Pakan
Pada pengolahan pakan terdiri dari beberapa macam
yaitu sebagai berikut:
a.
Ternak kambing menyukai macam-macam dedaunan sebagai
pakan dasar dan pakan tambahan (konsetrat).
b.
Pakan tambahan dapat disusun dari bungkil kelapa,
bungkil keledai, dedak, tepung ikan, dan ditambah mineral dan vitamin.
c.
Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan
(dasar bahan kering) atau 10 -15 % berat badan (dasar bahan segar).
4.
Sistem Perkandangan
Dalam sistem perkandangan,
kandang terdiri dari 2 macam yaitu kandang padat dan kandang panggung.
Kekurangan dari kandang padat yaitu pada musim hujan kambing tidak tenang,
sedangkan kekurangan dari kandang panggung yaitu terbuat dari kayu sehingga
binatang buas bisa masuk dan menyerang.
Bentuk kandang terdiri
dari 3 yaitu kandang kelompok dimana kambing itu dikumpulkan, kandang individu
dimana anak kambing dan induknya berpisah, dan kandang kawin dimana kedua jenis
kambing disatukan.
5.
Biogas
Biogas adalah digester
yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan-bahan organik
oleh bakteri. Cara membuatnya yaitu
a.
mencampur kotoran sapi denganair sampai terbentuk
lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
memperrmudah pemasukan kedalam digester.
b.
Mengalirkan lumpur ke dalam digester melalui lubang
pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar
pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada
pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak
sampai digester penuh.
c.
Melakukan penambahan starter (banyak dijual di pasar)
sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5 -5,0 m2. Setelah digester penuh, kran
gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
d.
Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke- 1
sampai ke 8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada
hari 10 sampai hari ke 14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2
mulai menurun. Pada komposisi CH4 54 % dan CO2 27 % maka
biogas akan menyala.
e.
Pada hari ke 14 gas yang terbentuk dapat digunakan
untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke 14
ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas
ini tidak berbau seperti kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur
kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal..
f.
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain
menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkunga,
menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting
lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak
bumi yang tidak bisa diperbaharui.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktek lapang yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi
daya tanaman makanan ternak perlu perlakuan pengelolaan yang baik dan cepat
untuk mendapatkan pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman yang tinggi.
Pengelolaan ini mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan
penanaman dan pengolahan tanah dan penanaman.
2.
Pelaksanan pemeliharaan diantaranya dengan cara
pemberantasan siangan (weeds),
pendangiran dan pemupukan ulangan. Siangan yang tumbuh berupa rumput-rumput
liar atau tanaman-tanaman penganggu disingkirkan. Pemupukan ulang berarti
memberikan kembali pupuk atau zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada
tanaman agar perkembangannya semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah
tersebut.
3.
Ditaburi serbuk bio starter sebanyak 0,6 % secara merata. Ke dalam tumpukan jerami
dipercikkan air dengan menggunakan gembor halus agar merata. Setelah selesai
mengerjakan pada lapisan jerami/ tumpukan jerami yang pertama, maka diatasnya
di hampar kembali jerami setebal 20 cm secara merata dan diperlakukan seperti pada
hamparan jerami lapisan yang pertama. Demikian dilakukan terus sampai tersusun
5 lapisan yang masing-masing tebalnya 20 cm.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan pada praktek lapang ini adalah adalah sebaiknya pada saat praktek
lapang berjalan harus perkelompok supaya semua yang ikut dalam praktek lapang
dapat mengetahui semua jenis-jenis rumput yang ada di lokasi tersebut. Dalam
praktek lapang juga seharusnya memerlukan waktu yang cukup supaya tidak
tergesah-gesah dalam pengambilan legume dan graminae.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius. 1983.
Anonim1. Perusahaan Buli Berdikari. http://buliberdikari2009.com/. 2009. diakses pada
tanggal 8 Desember 2013..
Anonim2, Beralih ke Sapi. http://Sapi2010.wordpress.com/. 2010. Diakses pada tanggal 8 Desember 2012.
Anonim3. Hijauan Pakan Ternak. http://ilmuternakkita.blogspot.com/. 2010. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2013.
Anonim4. Livestock. http://livestock.com/. 2011. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Akoso, B.T. Kesehatan Sapi. Yogyakarta:
Kanisius. 1996.
Apik. Jenis
Pakan Ternak http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/ . 2011. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2013.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2013.
Indoagro. Hijauan Pakan Ternak. http://indoagrow.wordpress.com/. 2011. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2012.
Kanisius, A. A. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan
Perah. Yogyakarta: Erlangga. 1983.
Kartadisastra, H.R. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak
Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta: Kanisius.
1997.
Perpres No. 6 Tahun 2011. Kabupaten Sidrap. http://www.djpk.depkeu.go.id/ regulation/ 27/tahun/2011/bulan/
02/tanggal/17/id/590/. 2011. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Pratomo, B. Cara Menyusun Ransum Ternak. Yogyakarta:
Poultry Indonesia 1986.
Reksohadiprodjo, S. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak
Tropic. Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE. Universitas Gadjah Mada. 1985.
Siregar, S.B. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 1994.
Sumarno, B. Penuntun
Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas Peternakan Jawa
Tengah. 1998.
Suyitman, dkk. Agrostologi.
Padang: Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 2003.
Tillman, A.D., Hartadi, H.
Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo, S. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. 1991.
Langganan:
Postingan (Atom)